Jakarta, NU Online
Pemerintahan bush mempertimbangkan adanya tindakan keras pada pemerintahan Iran termasuk meruntuhkan pemerintahan Islam, kata pejabat pemerintah Amerika kepada CNN.
Para pejabat senior pemerintahan Bush, termasuk deputi sekretaris pertahanan dijadwalkan bertemu pada hari Selasa untuk membahas masalah Iran.
<>Sumber resmi Iran mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menghentikan perundingan dengan pemerintah Taheran yang meliputi berbagai masalah, dan meninggalkan apa yang dikatakan orang Iran sebagai tuduhan tak berdasar bahwa Iran telah menyediakan surga bagi anggota Al Qaeda.
Akar dari ketegangan saat ini adalah dicurigainya kehadiran anggota al Qaeda di Iran dan bantuan pada organisasi-organisasi seperti Hisbullah –sebuah organisasi militer yang berusaha mengusir tentara Amerika dan Israel dari Lebanon- yang mana pemerintahan Washington mempertimbangkannya sebagai kelompok teroris.
“Iran adalah satu dari negara yang –dalam pandangan kami- dinilai mengembangkan kapasitas nuklir, dan hal ini adalah suatu kemalangan” ujar Rumsfeld pada hari Rabu.
Namun demikian, pemerintah Iran mengatakan telah menangkap sejumlah anggota jaringan al Qaeda, tetapi mereka bukan dari jajaran tingkat atas.
Iran menolak tuduhan tersebut, Menteri Luar Negeri Kamal Kharrazi mengatakan di televisi pemerintah bahwa Iran adalah “Pelopor dalam melawan teroris al Qaeda, yang telah menimbulkan ancaman pada kepentingan nasional kami”.
Isu Iran ini dilaporkan menumbuhkan perpecahan antara golongan moderat yang menginginkan diplomasi dan garis keras yang menginginkan tindakan yang lebih keras.
Bush menyebut Iran sebagai satu dari “Poros setan” akhir tahun lalu. Isu itu sempat menurun dalam peperangan Afganistan tetapi saat ini menimbulkan ketegangan lagi.
Dicurigai bahwa garis keras dalam pemerintahan Amerika mencoba untuk mengganti sistem pemerintahan islam, ujar koresponden BBC.
“Batas wilayah kami dengan Afganistan dan Pakistan sangat panjang yang mana anggota al Qaeda telah mengungsi ke Iran,” ungkap Kharrazi kepada koran Perancis, Le Figaro. “Kami telah menangkap mereka dan mengekstradisi mereka ke negara asal. (bbc/cnn/mkf)