Jakarta, NU Online
Irak tidak memiliki senjata nuklir, biologi dan kimia sebelum invasi pimpinan Amerika Serikat tahun lalu. Demikian kesimpulan yang dibuat oleh ketua pemeriksa senjata dari Amerika Serikat seperti dikutip BBC.com.
Iraq Survet Group (ISG) mengatakan kemampuan nuklir Irak sudah melemah, bukannya bertambah maju sejak perang Teluk tahun 1991. Namun dalam laporan yang dikeluarkan hari Rabu, mengatakan Saddam Hussein bermaksud memproduksi senjata terlarang itu bila memungkinkan.
<>Presiden George W Bush kembali membela keputusannya menyerang Irak tahun lalu. Bush mengatakan resiko Saddam Hussein memberikan senjata pemusnah massal (WMD) itu kepada kelompok teror adalah resiko yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Ketika berpidato di depan para pendukungnya di Pennsylvania kurang dari empat minggu sebelum pemilihan presiden, Bush mengatakan setelah serangan 11 September 2001, Amerika harus mencari sumber senjata pemusnah massal, yang mungkin tersedia bagi teroris. "Kami harus berusaha keras untuk melihat ke segala tempat dimana kemungkinan teroris akan mendapatkan senjata tersebut," kata Bush.
Sebelum invasi bulan Maret 2003, pemerintahan Bush mengatakan bahwa WMD merupakan alasan utama bagi penjatuhkan rejim Saddam, dengan mengatakan Saddam Hussein menjadi ancaman serius dan segera.
Namun kepala ISG, Charles Duelfer, dalam laporannya kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat mengatakan senjata pemusnah massal Irak sudah hancur sejak tahun 1991.
Pernyataan ini sudah diduga akan muncul sejak mantan ketua ISG, David Kay, mengundurkan diri bulan Januari dan menyusul bocornya laporan ini bulan lalu.
Senator senior Partai Demokrat dalam tubuh komite senat ini, Senator Carl Levin, mrngatakan penemuan Duelfer sangat memperlemah argumen pemerintah untuk maju perang. "Kita tidak maju perang karena Saddam di masa depan berniat mempunya senjata pemusnah massal," kata Levin.
Saddam Sendiri Adalah WMD
Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengatakan laporan itu menunjukkan bahwa Saddam Hussein berencana membangun WMD. "Saya menerima baik laporan tersebut karena ini menunjukkan bahwa situasinya lebih kompleks dari yang diperkirakan banyak orang," kata Blair kepada wartawan di sela-sela kunjungannya ke Ethiopia.
"Juga sangat jelas bahwa Saddam ingin membangun senjata pemusnah massal, dan tidak memiliki niat untuk bekerja sama mematuhi resolusi PBB."
Sementara itu wakil Perdana Menteri Irak, Barhem Saleh, mengatakan siapapun yang meragukan bahwa Saddam Hussein pernah memiliki WMD, silahkan berkunjung ke Halabja, dimana mantan pemimpin Irak ini menggas ribuan warga Kurdi.
"Kami tahu Saddam memiliki senjata pemusnah massal. Dia menggunakanya," kata Dr Saleh sambil menambahkan bahwa Saddam Hussein sendiri adalah senjata pemusnah massal. (BBC/cih)