Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) tak akan larut dalam budaya hura-hura para remaja dan pasangan muda-mudi yang memperingati hari kasih sayang yang dikenal dengan Valentine Day, 14 Februari. Kasih sayang sudah dipraktikkan setiap hari.
Ketua Umum Wafa Patria Umma mengimbau remaja muslim, khususnya anggota IPPNU, tidak ikut-ikutan. ”Tak perlu merayakan Valentine dengan alasan apapun, tidak ada maknanya buat kita,” katanya dihubungi NU Online di sela-acara IPPNU di Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (15/2).<>
Wafa memastikan anggotanya tidak melakukan perayaan khusus di hari Valentine kemarin. Hari valentine tidak diperhitungkan sebagai momen khusus, dan aktivitas IPPNU berjalan sebagaimana biasa.
”Kita sedang menyiapkan beberapa kegitan dalam rangka hari lahir IPPNU yang puncaknya pada 3 Maret nanti. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terutama pelatihan-pelatihan dan perlombaan-perlombaan yang memacu kreativitas pelajar,” katanya.
Ketua Pengurus Wilayah IPPNU Kalimantan Selatan Rabiatul Adawiyah malah menyangkan para remaja yang latah memeringati hari valentine dengan dalih mengikuti budaya Barat, apalagi dilakukan dengan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan adat ketimuran dan bertentangan dengan tuntunan Islam.
”Saya malah pada anak-anak di desa yang meminta uang orang tuanya untuk keperluan hura-hura valentine. Kalau ingin mengikuti barat, semestinya hanya pada sisi keilmuan saja. Kita punya budaya dan ajaran tersendiri,” katanya dihubungi NU Online.
Dikatakannya, agama Islam mengajarkan umat untuk saling menyayangi sesama setiap saat. ”Dalam Islam, kasih sayang kepada sesama dilakukan setiap hari,” katanya. (nam)