Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama luncurkan program ‘rumah pelajar’ di sepuluh kota. Peluncuran program ini dicanangkan saat acara pembukaan Rapimnas IPPNU di hotel Bintang, Jakarta Pusat, Sabtu (18/12).
Ikut menyaksikan peluncuran program baru ini, Wakil Ketua PBNU H As’ad Said Ali, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi H Abdul Muhaimin Iskandar, para pengurus badan otonomi dan lembaga NU.r />
Ketua Umum PP IPPNU Margaret Aliyatul Maimunah, dalam sambutannya mengatakan, program rumah pelajar ini akan berguna sebagai pusat gerakan pelajar di daerah-daerah.
“PP IPPNU mengharapkan rumah pelajar bisa berguna bukan saja sebagai media belajar mengajar, konsultasi, pelatihan, bimbingan belajar, rapat, tapi juga meningkatkan nilai-nilai relijiusitas, tempa mengaji dan lain-lain,” kata Margaret.
“IPPNU baru bisa bangun sepuluh. Kami mengharap cabang-cabang berinisiatif secara mandiri program ini, bahkan menduplikasi hingga di tinggkat anak cabang,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Margaret juga ingin mempercepat pengembangan komisariat-komisariat IPPNU di pesantren dan sekolah-sekolah. Dia mengharap Rabithah Ma’had Islami (ikatan pondok pesantren di bawah NU) dan Lembaga Pendidikan Ma’arif memberikan bantuan secara aktif untuk mempermudah program ini.
“IPPNU tidak bisa bekerja sendirian, harus sinergis,” tegasnya. (hh)
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama luncurkan program ‘rumah pelajar’ di sepuluh kota. Peluncuran program ini dicanangkan saat acara pembukaan Rapimnas IPPNU di hotel Bintang, Jakarta Pusat, Sabtu (18/12).
Ikut menyaksikan peluncuran program baru ini, Wakil Ketua PBNU H As’ad Said Ali, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi H Abdul Muhaimin Iskandar, para pengurus badan otonomi dan lembaga NU.
Ketua Umum PP IPPNU Margaret Aliyatul Maimunah, dalam sambutannya mengatakan, program rumah pelajar ini akan berguna sebagai pusat gerakan pelajar di daerah-daerah.
“PP IPPNU mengharapkan rumah pelajar bisa berguna bukan saja sebagai media belajar mengajar, konsultasi, pelatihan, bimbingan belajar, rapat, tapi juga meningkatkan nilai-nilai relijiusitas, tempa mengaji dan lain-lain,” kata Margaret.
“IPPNU baru bisa bangun sepuluh. Kami mengharap cabang-cabang berinisiatif secara mandiri program ini, bahkan menduplikasi hingga di tinggkat anak cabang,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Margaret juga ingin mempercepat pengembangan komisariat-komisariat IPPNU di pesantren dan sekolah-sekolah. Dia mengharap Rabithah Ma’had Islami (ikatan pondok pesantren di bawah NU) dan Lembaga Pendidikan Ma’arif memberikan bantuan secara aktif untuk mempermudah program ini.
“IPPNU tidak bisa bekerja sendirian, harus sinergis,” tegasnya. (hh)
