Warta

IPNU Rayakan Harlah ke-56

Jumat, 13 Juni 2008 | 04:13 WIB

Jakarta, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), salah satu badan otonom NU yang menjadi lahan pengkaderan, menyatakan rasa syukurnya atas usia yang ke-56 dengan menggelar peringatan hari lahir atau harlah di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (12/6) malam.

Sejumlah mantan ketua umum IPNU hadir, diantaranya Asnawi Latif, Tosari Wijaya, Zainut Tauhid Saadi, Hilmi Muhammadiyah, dan Azwar Anas. Tampak pula Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang juga mantan ketua cabang IPNU, KH Hasyim Muzadi dan Menkominfo Muhammad Nuh.<>

Ketua Umum IPNU Idy Muzayyad menjelaskan, menurut perhitungan penanggalan masehi, IPNU baru berumur 54 tahun atau lahir pada 24 Februari 1954. Berdasarkan penanggalan hijriyah IPNU lahir pada 20 Jumadil Awal 1373 H.

“Kita mengadakan peringatan berdasarkan tahun hijriyah sebagai upaya merebut kembali simbol Islam,” katanya ketika memberikan sambutan.

Ia bersyukur, tak banyak organisasi yang bisa bertahan sampai usia 56 sebagai mana yang telah dicapai IPNU. Saat ini keberadaan organisasi juga terus berkembang, telah mencapai 347 cabang dan 30 wilayah se-Indonesia.

IPNU telah berperan sebagai wahana untuk proses pembelajaran dan pengkaderan bagi bagi generasi muda NU. Saat ini para seniornya telah banyak mencapai prestasi di berbagai bidang.

“Pak Din Syamsuddin yang mantan ketua cabang sekarang bisa jadi ketua umum PP Muhammadiyah, kalau ketua umum IPNU bisa jadi apa?” tanyanya berseloroh.

Dalam acara peringatan harlah ini, diumumkan 10 cabang berprestasi terbaik, yaitu Banyumas, Garut, Jakarta Barat, Kediri, Kudus, Lumajang, Tasikmalaya, Palu Metro Lampung, dan Pontianak

Banyak indikator yang digunakan untuk penilaian ini, seperti pencapaian kegiatan pengurus, jumlah kepengurusan yang ada di bawahnya, prestasi akademik yang dicapai dan kemampuan di bidang minat dan bakat yang dimiliki oleh para pengurus dan anggotanya.

“Ini sebagai uswatun khasanah atau teladan bagi cabagn lain agar dapat mencapai prestasi yang sama atau lebih baik,” ujarnya.
 
Dihadapan Menkoinfo, Idy juga menuturkan IPNU memboikot sinetron remaja yang sarat dengan pornografi dan pornoaksi. “IPNU juga mendukung pemblokiran situs porno yang dilakukan Depkoimfo untuk menyelamatkan moral generasi muda,” tandasnya. (mkf)


Terkait