Warta

IPNU Nilai SMA Belum Tepat Gunakan Sistem SKS

Selasa, 31 Mei 2005 | 06:50 WIB

Jakarta, NU Online
Rencana penggunaan Sistem Kredit Semester) SKS untuk diterapkan di SMA oleh departemen pendidikan nasional dinilai oleh Ketua Umum IPNU Mujtahidur Ridho belum tepat.

Ridho yang biasa dipanggil Edo mengungkapakn bahwa siswa SMA belum siap secara psikologis untuk menggunakan sistem SKS. “Mereka akan dikejar oleh target seperti layaknya mahasiswa sehingga perkembangan kognitif mereka akan terganggu,” tandasnya Selasa, (31/05).

<>

Memang, dengan adanya SKS, maka anak-anak yang pandai dapat menyelesaikan sekolahnya lebih cepat, tetapi juga harus difikirkan berbagai aspek negatif yang menyertainya.

Dinilainya bahwa saat ini yang diperlukan bukanlah sistem seperti SKS tetapi perubahan dari sistem pengajaran yang cenderung mengandalkan hafalan menuju sistem yang lebih mendorong siswa untuk lebih kreatif.

“Semua orang tahu satu ditambah satu sama dengan dua, tetapi dari situ kan bisa dieksplorasi, mengapa hasilnya kok dua. Disinilah pentingnya pendidikan,” imbuhnya.

Selain masalah tak siapnya siswa, Edo juga mengkhawatirkan adanya komersialisasi sistem SKS. Dengan pengenaan biaya per satuan kredit, maka dimungkinkan adanya upaya mengenaan biaya yang mahal seperti yang terjadi di tingkat perguruan tinggi yang mana setiap mahasiswa harus membayar SKS dengan nilai rupiah tertentu.

Jika ini terjadi, tentu saja merupakan bencana bagi pendidikan nasional yang saat ini saja sudah mengalami liberalisasi dan komersialisasi. Yang menjadi korban tentu saja golongan yang kurang mampu

IPNU saat ini tengah mengkaji secara komprehensif jika SKS ini jadi diterapkan, termasuk bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan ekstra kulikuler seperti aktifitas para siswa yang mengikuti IPNU.(mkf)


Terkait