Medan, NU Online
Pengamat Hukum asal Sumatera Utara (Sumut), Prof Chainur Arrasyid,SH, minta kepada pemerintah Indonesia dan Malaysi harus menolak kekuatan militer asing yang masuk ke perairan Selat Malaka. "Kekuatan asing tersebut harus ditolak dan Indonesia tidak perlu membukakan pintu," kata Chainur di Medan, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu dalam menanggapi Kepala Staf TNI-AL (KSAL) Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh menegaskan, pihaknya menolak dan menetang keras kehadiran militer asing di Selat Malaka untuk memerangi terorisme.
<>Menurut Chainur, apapun alasannya kekuatan militer asing untuk masuk ke perairan Selat Malaka, tidak perlu ditanggapi dan agar ditolak mentah-mentah, karena jelas akan merugikan Indonesia.
Oleh karena itu, katanya, TNI-AL harus tetap waspada dan jangan sampai lengah terhadap kekuatan militer asing yang akan masuk ke perairan Selat Malaka.
"Indonesia dan Malaysi sama-sama bertanggungjawab terhadap keamanan di perairan Selat Malaka tersebut," ujar Chainur yang juga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
Ia menjelaskan, pasukan TNI-AL dan Angkatan Laut Diraja Malaysia perlu bekerjasama dalam melakukan patroli untuk mengawasi kekuatan asing yang mencoba masuk ke Perairan Selat Malaka.
"Perairan Selat Malaka, adalah merupakan perbatasan wilayah Indonesia dengan Malaysia dan tidak dibenarkan di intervensi oleh kekuatan asing," kata Chainur.(mkf/an)