Yogyakarta, NU Online
Nilai-nilai ideologi kebangsaan telah kehilangan ruhnya sejalan dengan "lenyapnya" Pancasila dalam kehidupan keseharian setiap anak bangsa. Karena itu, bangsa ini seperti kehilangan arah dan tujuan dalam berbangsa dan bernegara.<>
Pengurus Paguyupan Kebangsaan Jakarta, Pitoyo, menyatakan situasi yang tengah melanda bangsa ini sama halnya dengan krisis ideologi dan jati diri. Dasar-dasar moral dalam Pancasila tidak tercermin dalam kehidupan keseharian bangsa ini.
Berbicara dalam forum sosialisasi dan pembudayaan Pancasila di Pusat Studi Pancasila UGM, Jum'at (27/1), dia menyatakan perilaku para politisi misalnya tidak pernah akur, itu menunjukkan tidak adanya internalisasi nilai-nilai ideologi kebangsaan pada mereka.
Setiap elit politik hanya berpatokan bagaimana meraih kepentingan masing-masing. Sebelum kepentingan diri dan golongannya terpenuhi, segala sesuatu dibuat rumit, saling tarik ulur. Begitu juga dalam pemerintahan, kebijakan-kebijakannya inkonsisten. Musyawarah tidak lagi menjadi ruh dalam mencapai kepentingan bersama.
"Akibatnya, rakyat tidak nyaman dan tenang melihat kehidupan politik di negeri ini," ujar dia.
Dia merindukan nilai-nilai ideologi kebangsaan dalam Pancasila menjadi bagian keseharian lagi bagi segerap putra bangsa. Dia mengusulkan perlu digelorakan lagi upaya memasyaratkan nilai-nilai moral Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan berbagai lembaga lainnya.
Peneliti Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM Djoko Pitoyo menyatakan tidak mudah lagi untuk berbicara sosialisasi Pancasila terutama di perguruan tinggi. Dia mendapatkan banyak protes dari mahasiswa ketika mahasiswa diminta mengikuti mata kuliah Pancasila. Mereka berkilah kuliah Pancaila membosankan karena ini telah diajarkan sejak sekolah dasar (SD).
Redaktur : Syaifullah Amin