Fatayat Nahdatul Ulama sebagai organisasi pemudi menempati posisi strategis dalam kancah gerakan sosial dan gerakan perempuan di Indonesia, bahkan telah mendapat tempat sebagai organisasi perempuan yang penting dalam kancah internasional. Dengan posisi strategis inilah Fatayat NU dituntut untuk selalu merevitalisasi peranannya, baik sebagai badan otonom NU maupun sebagai organisasi gerakan perempuan.
Demikian dinyatakan Ida Fauziah, salah seorang kandidat calon Ketua Umum Fatayat NU dalam rilisnya kepada NU Online, Jum'at (2/7). Menurut Ida, potret nyata kondisi perempuan masih menunjukkan muramnya wajah bangsa dalam menempatkan perempuan. Ida Fauziah kader NU yang selama ini aktif mendedikasikan diri untuk kemajuan Fatayat NU sebagai koordinator Bidang Hukum, Politik, dan Advokasi.<>
Karenanya, menurut perempuan yang telah mensukseskan berbagai program advokasi hukum, politik dan kebijakan publik ini, Fatayat NU dituntut untuk terus-menerus mencetak kader pemudi NU yang siap melanjutkan estafet perjuangan NU. Pada saat yang sama Fatayat NU dihadapkan pada penyelesaian masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan. Terutama yang berkait dengan kaum perempuan.
"Potret itu masih dipersuram dengan berbagai pelanggaran hak dan kejahatan terhadap perempuan. Karenanya, saya yakin, Fatayat NU akan terus berjuang untuk menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan yang melilit perempuan," terang Ida yang telah mengabdikan diri menjadi aktifis perempuan NU sejak kecil, mulai dari IPPNU hingga Fatayat.
Lebih lanjut Ida menjelaskan, jika terpilih menjadi Ketua Umum Fatayat NU, dirinya juga akan terus memperjuangkan pengembangan pemikiran dikalangan pemikiran, baik pemikiran sosial, pendidikan, keagamaan dan kebudayaan.
"Kelompok perempuan di lingkungan Nahdlatul Ulama belum menunjukkan dinamika sebagaimana kelompok laki-laki yang cukup baik. Karenanya, peluang keterlibatan generasi muda perempuan dalam proses kajian-kajian keagamaan (bahtsul masail diniyyah) di lingkungan NU harus diperluas," tandasnya.
Selain itu, Ida -aktifis perempuan yang alumnus Pondok Pesantren Al-Lathifiyyah Tambak Beras Jombang ini menyatakan, ke depan, Fatayat NU akan terus teguh dan konsisten sebagai organisasi perempuan yang mampu memainkan peran secara optimal untuk mengambil bagian dalam penyelesaian problem perempuan secara umum dan penguatan kader perempuan NU.
“Fatayat NU akan terus berjuang untuk menumbuhkan kader yang berkualitas, visioner, mandiri dan bermartabat. Berbasis ideologi Ahlussunnah wal Jamaah dan mendedikasikan diri untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan hak-hak perempuan Indonesia," tandas Ida alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya ini. (min)