Jakarta, NU.Online
Konferensi Internasional Cendikiawan Islam, yang akan diselenggarakan bersama oleh PB Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Departemen Luar Negeri RI, direncanakan menghasilkan deklarasi untuk mencerminkan posisi umat Islam sedunia, yang selama ini suaranya cenderung tidak terdengar (’silent majority’).
Menurut Dirjen Multilateral Polsoskam, Makmur Widodo, dalam ’press briefing’ di Gedung Deplu, Pejambon, Jakarta, Selasa, deklarasi tersebut juga akan dituangkan dalam rencana aksi untuk mempraktekkan konsep-konsep Islam sebagai rahmat bagi semesta alam atau ’rahmatan lil alamin’.
<>"Jadi, silakan nanti para cendekiawan muslim itu menentukan apa saja yang harus diimplementasikan," kata Ketua PBNU, Rozy Munir, yang didampingi oleh Dirjen Multilateral Polsoskam, Makmur Widodo.
Konferensi tersebut akan berlangsung di Jakarta pada 23-26 Februari 2004 dan akan dibuka oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Makmur dan Rozy mengatakan konferensi tersebut akan diisi dengan sejumlah sidang pleno, yang akan menetapkan deklarasi dan rencana aksi.
Konferensi juga akan membentuk tiga komite yang masing-masing akan membahas tema berbeda, yaitu Islam, Perdamaian dan Pendidikan; Islam dan Pembangunan Ekonomi; serta Islam, Informasi dan Media.
Konferensi dengan tema utama "Meneguhkan kembali Islam sebagai Rahmatan Iil Alamin", menurut keduanya, juga merupakan upaya untuk menjembatani dunia. Lebih kurang 300 cendikiawan Islam dari dalam dan luar negeri akan menghadiri konferensi yang akan diadakan di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC) itu.
Menurut Rozy, kalangan dalam dan luar negeri yang diundang antara lain rektor-rektor universitas Islam, organisasi masyarakat berbasis Islam, serta institusi berbagai negara yang mempunyai studi tentang Islam.
Negara-negara Barat yang sudah menyatakan kesediannya untuk hadir, katanya, antara lain Kanda, Australia, Belanda, Perancis, Jerman, Amerika Serikat, Swedia dan Rusia. Konferensi juga dijadwalkan dihadiri Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, yang akan datang dalam kapasitas sebagai Ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI). (cih)