Honor guru ngaji di Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan (Sumsel), mulai tahun 2010 akan naik dari Rp75 ribu menjadi Rp100 ribu.
"Berdasarkan data yang dihimpun untuk tahun 2009 terdapat sekitar 1.206 guru ngaji, sementara pada tahun 2010 nanti akan bertambah menjadi 1.500 orang," kata Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Kabupaten Lahat, Yanhaki Cekman, Kamis.<>
Sementara honor yang akan diberikan juga akan dinaikkan Pemerintah Lahat menjadi Rp100 ribu yang sebelunya Rp75 ribu, dan nantinya akan dibagikan per-triwulan, katanya.
Dia mengatakan, guru ngaji yang akan mendapatkan honor merupakan tenaga pendidik yang mengajar di seluruh masjid se-Kabupaten Lahat, sebab selama ini tenaga pendidik dalam bidang keagamaan ini telah berperan aktif memberikan ilmu keagaman.
"Pembagian honor bagi guru ngaji akan diberikan kepada pihak Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) atau ke Bagian Kesra di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lahat. Karena ribuan guru ngaji ini harus terdaftar di Kesra maupun Badan Kemakmuran Perhimpunan Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI)," ungkapnya.
Dia berharap, para guru ngaji tersebut dapat terus memberikan ilmu keagamaan kepada anak-anak sejak dini, supaya nantinya mereka mengetahui dan memahami arti islam yang sebenarnya.
"Bukan hanya sebatas pandai dalam membaca dan menulis Alquran saja, melainkan setidaknya memahami dan mengetahui arti islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW," ungkap dia lagi.
Tujuannya, kata dia, agar kedepan generasi muda Lahat dapat mengarungi hidup ini tidak salah arah lagi, serta dapat berjalan sesuai dengan tuntutan agama.
"Pembinaan moral memasuki era globalisasi ini sangat diperlukan, demi mendukung terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar berkulitas dalam berbagai hal," kata dia.
Wakil Bupati Lahat, Sukadi Duaji, mengatakan program pendidikan informal juga sangat dibutuhkan dalam menunjang peningkatan mutu dan kualitas SDM di Lahat ke depannya.
"Pendidikan moral atau agama menjadi salah satu pilter bagi generasi muda kedepan dalam menghadapi kemajuan tehnologi dan era pasar bebas, karena semua budaya luar akan bebas masuk ke Indonesia," ungkap dia pula. (ant/mad)