Acara peringatan tahunan atau haul, pembacaan doa dan dzikir akbar untuk Panglima Besar Jenderal Soedirman dan para Pahlawan Nasional akan diselenggarakan di tiga kota pada awal November nanti.
Menurut Bugiakso, cucu Jenderal Soedirman, haul pertama akan diadakan di Yogyakarta pada Ahad, 2 November 2008 di Desa Donolayan, Sleman, yang akan dihadiri oleh 50.000 jamaah muslimin dan muslimat wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.<>
Haul kedua diadakan di Garut, Jawa Barat, pada Kamis, 7 November 2008 di lapangan Nagrog Garut yang akan dihadiri 10.000 jamaah di wilayah Jawa Barat. Sebagai acara puncak, Haul Akbar Pahlawan Nasional akan digelar di Tugu Pahlawan Surabaya (Jatim), yang akan dihadiri 10.000 hadirin dan akan menghadirkan jamaah Qurro’ wal huffadz dari 38 kabupaten atau kota se-Jawa Timur.
“Zikir dan doa bersama sudah lazim dilakukan masyarakat, terutama umat Islam. Sehingga dengan cara inilah keteladanan para pahlawan bisa dirasakan lebih dekat oleh masyarakat melalui caranya sendiri,” tutur Bugiakso kepada NU Online di Jakarta, Senin (27/10).
Rencananya, para pemimpin dan tokoh nasional, baik yang duduk di pemerintahan maupun tokoh masyarakat akan diundang dalam acara tersebut. Antara lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Jusuf Kalla, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua DPR Agung Laksono, para menteri, pejabat TNI-POLRI, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin, KH Abdurrahman Wachid, Ahmad Syafiie Ma’arif, Megawati Soekarno Putri, Amin Rais, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Wiranto, Prabowo, Akbar Tandjung.
Bugiakso yang juga Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JCS) berharap dengan berkumpulnya para pemimpin nasional tersebut dapat menjembatani persatuan nasional yang kian memudar, terutama menjelang momentum Pemilu 2009. Ia prihatin dengan para elit politik yang belakangan ini lebih mengedepankan kepentingannya sendiri maupun kelompoknya dan mengesampingkan kepentingan bersama. Sementara rakyat terus-menerus menghadapi penderitaan.
Keprihatinan serupa disampaikan oleh Nur Achmad Affandi, Sekjend Jenderal Soedirman Center (JSC). Para pemimpin saat ini, katanya, justru banyak yang memperkaya dirinya sendiri di tengah kemelaratan Rakyat. Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan keteladanan yang ditunjukkan oleh para pemimpin terdahulu.
Nur Achmad mencontohkan ajaran yang ditanamkan oleh Panglima Besar Soedirman yang pernah mengatakan, “Rakyat tidak boleh menderita, biar kami pemimpin yang menderita.“ Kalimat ini diucapkan oleh seorang Soedirman yang memilih bergerilya meski dalam kondisi sakit parah dan ketika sejumlah pemimpin republik memilih untuk menyerah kepada Belanda.
Untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan yang pernah ditanamkan oleh Soedrirman, tahun 2007 lalu didirikanlah Jenderal Soedirman Center (JSC) yang diketuai oleh Bugiakso mewakili keluarga Soedirman. Lewat lembaga ini, Bugiakso berharap generasi saat ini mampu merevitalisasi pemikiran Soedirman dan perjuangannya. “Ajaran pangsar itu patut diteladani oleh kita semua, terutama para pemimpin bangsa saat ini,” katanya. (aji)