Padang, NU Online
Calon Wakil Presiden dari PBNU KH Hasyim Muzadi mengatakan, korupsi di Indonesia sudah menggurita, sehingga upaya mengatasi masalah korupsi ini memerlukan waktu panjang.
"Pengalaman negara-negara Asia Timur (Cina, Korea dan Jepang) mengatasi masalah korupsi memerlukan waktu 10 sampai 15 tahun, hal ini melalui tindakan tegas dari seluruh elemen bangsa di negara-negara tersebut," ujarnya pada kampanye Capres/Cawapres di Padang, Senin.
<>Hasyim mendampingi Ketua Umum PDIP yang juga Presiden RI sekarang Hj. Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan Presiden/Wapres yang akan berlangsung 5 Juli 2004. Kegiatan kampanye yang dipusatkan di Gedung Wanita Padang berlangsung meriah dihadiri para kader PDIP dan NU.
Selanjutnya ia menjelaskan, masalah korupsi tidak terlepas dari mentalitas para pemimpin bangsa pada masa lalu yang membiarkan korupsi terjadi pada setiap tempat dan sudut wilayah Indonesia. Namun rakyat juga ikut memberikan peluang terjadi praktek korupsi ini.
Ia mengatakan, akibat korupsi, kelompok tertentu menguasai uang rakyat cukup banyak, namun sekarang uang yang diraih secara tidak halal itu dibagi-bagikan kepada rakyat dalam musim kampanye ini.
"Jadi uang rakyat dikembalikan kepada rakyat, namun tidak apa-apa terima saja, walau hanya setetes, karena yang penting jangan pilih mereka agar bangsa Indonesia tidak dipimpin para koruptor," ujarnya.
Dalam kaitan ini, Muzadi mengatakan pasangan Capres dan Cawapres Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi tidak akan membagi-bagikan uang kepada rakyat secara perorangan, karena hal ini tidak mendidik bangsa.
Selanjutnya ia menjelaskan, dalam masa tiga tahun kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, masalah penanganan korupsi sudah mencapai kemajauan yang berarti terbukti antara lain kasus BPPN sudah rampung dengan baik dan sebagian koruptor diadili.
"Justru itu pada Pemilu 5 Juli 2004 nanti, rakyat agar memilih Presiden dan Wapres yang bebas dari korupsi agar menjadi ’sapu’ yang produktif membersihkan korupsi, sebab kalau yang terpilih para koruptor, negeri ini akan menjadi makin porak-poranda," ujarnya.(mkf/an)