Warta

Hasyim: Indonesia Bisa Tangani Sendiri Masalah Terorisme

Sabtu, 12 Juni 2004 | 02:53 WIB

Denpasar, NU Online
Cawapres KH Hasyim Muzadi menyarankan pemerintah Amerika Serikat (AS) tenang-tenang saja dan tidak perlu memikirkan masalah terorisme di Indonesia karena Indonesia bisa menangani sendiri masalah itu.

"Amerika tenang-tenang saja. Sidney Jones pulang saja. Indonesia bisa menangani sendiri masalah terorisme," kata Hasyim saat berdialog dengan sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama di Denpasar, Jumat.

<>

Menurut Hasyim, dua ormas Islam besar, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah hingga kini masih gencar melakukan pendekatan pada kalangan Islam di tanah air, khususnya yang tergolong aliran keras, dan mengajak mereka untuk bersikap lebih moderat, menyusul tudingan bahwa Indonesia merupakan salah satu sarang teroris berlatar belakang agama.

Menurut Ketua Umum PBNU non aktif itu, gerakan yang dilakukan NU dan Muhammadiyah tersebut kini telah menampakkan hasil yang menggembirakan karena kalangan Islam Indonesia kini bertekad menunjukkan wajah Islam yang lain ke dunia, yakni Islam yang sejuk, karena Islam sebelumnya senantiasa digambarkan sebagai agama kekerasan, terutama oleh dunia Barat.

Menyangkut terorisme yang sudah terjadi, kata Hasyim, telah ada kesepakatan dengan polisi untuk menyelesaikannya melalui jalur hukum, sementara di tingkat wacana tugas ormas Islam untuk melakukan pendekatan.

"Sebelumnya Kapolri Da’i Bachtiar pernah bercerita pada saya kalau sedih karena dituduh anti Islam. Da’i kok nangkap dai (pendakwah), sama dengan jeruk kok minum jeruk," kata pengasuh Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu yang disambut tawa peserta pertemuan.

Menurut Hasyim, NU memungkinkan berbicara dengan kalangan Islam aliran keras di Indonesia karena NU saat ini telah menjadi titik temu semua golongan, mulai dari golonmgan yang paling kanan hingga paling kiri.

Selain itu, tambah dia, saat ini juga mulai terjalin kerukunan dan saling pengertian antar umat  beragama yang salah satu penggeraknya adalah Gerakan Moral Nasional yang ia dirikan bersama almarhum Ibu Gedong, Syafii Maarif, Kardinal Darmaatmaja, Pdt Andreas Yewangoe, Roeslan Abdulgani dan Nurcholish Madjid.

"Agama haruslah menjadi potensi kekuatan, bukan sebaliknya sebagai potensi konflik. Resepnya adalah jangan membeda-bedakan yang sama dan jangan menyama-nyamakan yang sama," katanya.(mkf/an)

 


Terkait