Hasil Survei: Pesantren dengan Pola Lama Semakin Tak Diminati
Kamis, 14 Oktober 2010 | 11:22 WIB
Tidak sedikit pondok pesantren yang saat ini merubah strateginya dalam mempertahankan eksistensi dengan bergantung pada sistem pendidikan sekolah formal. Sementara pesantren-pesantren yang tetap teguh berkutat pada sistem pendidikan lama cenderung memprihatinkan.
“Pesantren yang tetap teguh berkutat pada sistem pendidikan pesantren murni semakin kurang dipercaya oleh masyarakat yang ditandai dengan terus menurunnya jumlah santri pesantren tersebut,” kata Wakil Sekretaris PBNU H Enceng Shobirin Najd memaparkan salah satu hasil survei.<>
Hal itu disampaikannya dalam Rapat Pleno Pertama Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU periode 2010-2015 yang diselenggarakan di Jakarta pada 11-12 Oktober lalu.
Fakta itu, menurutnya, merupakan tantangan dan hambatan yang tidak ringan dan perlu dipikirkan oleh NU sebagai organisasi kaum pesantren.
“Pesantren sebagai basis dan soko guru NU memerlukan perhatian khusus oleh semua stakeholder di bawah naungan PBNU agar pesantren bisa dan mampu bersaing serta terpelihara eksistensinya dalam menghadapi persaingan global saat ini,” kata Enceng Shobirin, mantan peneliti LP3ES yang telah lama meneliti dunia pesantren.
Ia menambahkan, lembaga apapun yang ada di PBNU harus menyentuh dan memperjuangan serta memikirkan upaya revitalisasi pondok pesantren, tidak terkecuali Lakpesdam NU.
Lebih lanjut wakil sekjen PBNU itu juga mempertanyakan sumbangan konkrit yang telah diberikan Lakpesdam selama lebih dari 20 tahun. Ia juga mengkritisi kiprah Lakpesdam dalam bidang pemikiran yang dinilainya sering terlampau maju dan menimbulkan 'gap' yang tidak mudah dicerna dan diterima oleh kalangan bawah. (nam)