Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) mengatakan, aturan soal keterlibatan tim formatur dalam penyusunan kepengurusan PBNU yang dipermasalahkan PWNU Jatim memang multitafsir.
Hal ini disampaikannya menanggapi keberatan PWNU Jatim atas penyusunan jajaran PBNU karena penyusunan ini dinilai melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU.<>
Dihubungi wartawan dari Jakarta, Rabu (12/5) Gus Sholah mengatakan, pada satu sisi aturan yang ada bisa ditafsirkan bahwa penyusunan PBNU harus dilakukan rais am dan ketua umum selaku mandataris muktamar bersama tim formatur, namun pada sisi lain bisa ditafsirkan keberadaan tim formatur hanya membantu mandataris muktamar.
Namun dirinya menyarankan PBNU tetap mengajak bicara Pengurus Wilayah NU Jawa Timur yang masih mempersoalkan susunan kepengurusan PBNU. "PBNU perlu menggunakan soft power, bukan hard power, yaitu dialog dengan PWNU Jatim," katanya.
Ia mengaku tidak sepakat dengan pernyataan salah satu Ketua PBNU Saifullah Yusuf yang mengancam membekukan PWNU Jatim yang mewacanakan Muktamar Luar Biasa (MLB). Namun Gus Sholah juga menyatakan dirinya tak setuju dengan MLB. (ant/nam)