Ketua Dewan Syuro PKB KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menyatakan menolak hasil Pilpres pada 8 Juli 2009, meskipun sampai saat ini belum ada hasil resmi. Ia menduga ada kecurangan dalam proses penggunakan hak pemilih.
"Saya justru menolak total hasil pemilu ini. Saya tolak hasil pemilu ini," ujar Gus Dur dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur via sambungan telepon, di Kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (11/7).<>
"Alasannya, karena terjadi banyak kecurangan yang tidak dapat dimaafkan," lanjutnya lagi.
Meskipun demikian, ia menegaskan, kecurangan tersebut tidak berkaitan temuan pasangan JK Win dan Mega Pro, tetapi lebih pada hak pilih warga negara yang ditidak diakomodir.
Mantan Ketua Umum PBNU ini mencontohkan permasalahan yang dialami masyarakat Jawa Timur. "Pokoknya saya mendapati bahwa dari 42 juta warga Jawa Timur, itu tidak semuanya nyoblos (contreng), Itu kan namanya kecurangan," jelasnya.
Oposisi untuk Keadilan
Dalam kesempatan yang sama, Gus Dur juga berpendapat, upaya Partai Golkar untuk merapat ke SBY tak akan ada artinya.
"Bagi saya, itu tidak ada artinya. Bagi saya yang penting adalah pemilu ini sah atau tidak. Saya katakan pemilu kali ini nggak sah," cetusnya.
Keberadaan partai oposisi menurut Cucu Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari ini sebaiknya diukur dari upaya perjuangan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat dan tidak diukur dari menang atau kalahnya dalam pemilu.
"Pernyataan itu sebenarnya tidak perlu ada kalau kita melihat sejarah. Seperti banyak pihak yang takut waktu Bung Karno jalan sendirian sehingga tidak bisa dicek. Makanya Bung Hatta, Syahrir dan sebagainya mendirikan apa yang dinamakan oposisi. Di kita sebenarnya nggak ngerti persoalannya, tidak mengerti apa itu opsisi. Mari kita buat oposisi yang benar. Bagaimana nantinya, kita bicarakan," ujar Gus Dur. (mad)