Warta

Gus Dur Soal Upaya Penggagalan Pemilu

Ahad, 30 November 2003 | 00:32 WIB

Jakarta, NU.Online
Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa Abdulrahman Wahib, menuding adanya kelompok yang mengagalkan pemilu 2004, dengan cara menteror dan membunuh sejumlah Kiai di Jawa Timur.

"Di Jember dan Lumajang, sudah ada rekayasa pembunuhan kepada para aktivis PKB. Itu merupakan teror baru yang mirip gerakan ninja beberapa tahun lalu di Banyuwangi," jelas Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur itu kepada pers di Jakarta, Kemarin.

<>

Menurut mantan ketua umum PB NU tersebut, gerakan itu terjadi dalam satu atau dua hari terakhir. Bahkan, mungkin eskalasinya akan meningkat yang bermuara pada gagalnya pelaksanaan Pemilu 2004.

"Karena itu, saya sependapat dengan pernyataan panglima TNI mengenai hal tersebut beberapa waktu lalu," jelas ketua Dewan Syura PKB tersebut.

Siapa tokoh PKB yang menjadi korban itu dan siapa dalang di balik teror tersebut? Cucu pendiri NU itu tidak bersedia mengungkapkannya. Yang jelas, kata Gus Dur, pembunuhan di Jatiroto, Lumajang, yang terjadi Kamis dini hari lalu berlangsung sangat tragis. "Bahkan, istrinya juga terluka parah dan sekarang dirawat di rumah sakit. Saya nggak tahu apakah sekarang dia masih hidup atau sudah meninggal," ujarnya.

Menurut koresponden NU.Online di daerah, tokoh yang menjadi korban pembunuhan Kamis dini hari di Jatiroto, Lumajang, Jatim, tersebut adalah KH Asmuni Ishak, ketua Tanfidz PAC PKB Jatiroto. Dia terbunuh saat sekelompok orang menyerang rumahnya.

Sedangkan di Jember, korban tokoh NU tersebut bernama Haji Rofik. Pengusaha tebu itu dibunuh di rumahnya di kawasan Semboro, Jember. Peristiwa tersebut terjadi pada awal November saat sekelompok orang mendatangi rumahnya.

Gus Dur mengaku telah menelepon langsung Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono khusus untuk membahas soal itu. "Saya meminta agar pemerintah bisa mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap pelakunya," tegasnya.

Kalau pemerintah tidak segera melakukannya, dia mengancam akan mengerahkan massa PKB (Garda Bangsa, Banser, dan Pagar Nusa) untuk bertindak sendiri. "Kalau hal ini terus dibiarkan berlangsung tanpa ada tindakan dari pemerintah, anak-anak kami dari Garda Bangsa, Banser, dan Pagar Nusa akan bertindak sendiri terhadap mereka," ujarnya.

Massa PKB tersebut, jelas Gus Dur, akan diberangkatkan untuk menjaga kiai-kiai NU-PKB dan melawan rombongan bertopeng serta berbaju ninja tersebut.

Kapan deadline-nya? Gus Dur mengaku tak memberikan batas waktu. "Nggak lah. Ini kan peringatan. Kalau kamu sebagai aparat negara melakukan tindakan hukum, berarti negara ini dianggap rimba belantara. Ya, kami juga orang rimba. Nggak main-main lho ini," tegasnya.

Gus Dur  mengungkapkan, motif pembunuhan itu hampir sama dengan peristiwa pembantaian kiai yang terjadi pada 1999. Saat itu, pelakunya adalah kelompok orang yang terlatih dan bertopeng serta berpakaian seperti ninja. "Ya, seperti peristiwa sebelumnya, pembunuhan terhadap kiai PKB ini didalangi aparat negara. Pelakunya sangat terlatih," jelasnya.(Cih)


Terkait