Jakarta, NU Online
Sejumlah tokoh lintas agama menyatakan bahwa tidak ada larangan sama sekali bagi umat beragama untuk mendonorkan organ tubuhnya untuk kepentingan kemanusiaan.
Hal itu diungkapkan mantan Presiden Abdurachman Wahid (Gus Dur) selaku rohaniwan agama Islam, Bikhu Dharma Subha (Budha), Pdt Daniel Malangkay (Kristen), dan I Ketut Sudana Rimawan (Hindu), saat tampil sebagai pembicara dalam acara Peringatan Hari Mata Sedunia di Jakarta, Senin.
<>"Kalau ada yang berpendapat dilarang dengan ukuran ayat ’Mata ganti mata, gigi ganti gigi’ itu salah, karena itu berhubungan dengan kejahatan. Kalau donor ini tujuannya mulia. Jadi jangan naiflah," kata Gus Dur.
Sementara itu, Pdt Daniel Malangkay mengakui dirinya dan keluarga sudah mendaftar sebagai calon donor, dan mengimbau umat Kristiani untuk melakukan hal yang sama. "Ajaran Kristen adalah Kasih. Kristus mengorbankan tubuhnya di kayu salib agar semua orang yang percaya kepadaNya beroleh keselamatan. Karena itu, saya akan terus mengimbau jemaat saya untuk mendaftarkan diri," katanya.
Bikhu Darma Subha menyatakan, menurut ajaran Budha, siapa pun boleh menjadi donor karena Budha mengajarkan agar manusia senantiasa berbuat baik dan menolong sesamanya.
"Bahkan penjahat dan pelacur sekalipun punya kesempatan untuk berbuat kebaikan dengan menjadi donor," katanya.
Senada Subha, I Ketut Sudana Rimawan menyatakan bahwa agama Hindu sangat mendukung manusia mendonorkan organ-organ tubuhnya. "Dalam ajaran agama kami, tubuh yang mati sudah tidak berharga alias sampah. Jadi kalau anggota atau organ tubuh itu dapat dimanfaatkan untuk orang lain yang masih hidup, itu sangat baik sekali," katanya.
Peringatan Hari Mata Sedunia (World Sight Day) dengan tema "Mata Mu Matahari Ku" diselenggarakan oleh Bank Mata Indonesia Cabang Utama DKI Jakarta. Acara dihadiri para calon penerima donor dan yang sudah menerima, satu di antaranya, Kasdi Hidayah, tukang pijat tunanetra. "Saya dioperasi pekan lalu. Sekarang baru dapat melihat cahaya dan warna," kata pria asal Kebumen, Jawa Tengah tersebut.
Sejumlah artis pendukung donor mata pun hadir, di antaranya Betran Antolin, yang mengaku sudah mendaftarkan diri sebagai calon donor sejak beberapa tahun lalu, Nindy Elesse dan Lyta Zein.
Wakil Ketua Umum Bank Mata Indonesia, DR Tjahyono D Gondhowiardjo SpM, dalam sambutan mengatakan bahwa selama ini pihaknya terus menggalakkan kampanye donor mata. "Tubuh kita akan mati, tetapi jika tubuh kita yang mati itu dapat memberikan kehidupan kepada orang lain, maka ini perbuatan yang sangat mulia," katanya.
Ia juga mengatakan, setiap anggota masyarakat yang ingin menjadi donor akan diperiksa terlebih dahulu untuk dapat diketahui sehat atau tidaknya organ matanya. "Tes itu untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit seperti hepatitis dan sebagainya," katanya. (ant/mad)