Konflik di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berlanjut sampai ke basis massa PKB di daerah-daerah. Tak ayal, massa partai berbasis utama warga NU (Nahdliyyin) ini ikut merasakan dampak semua gejolak yang terjadi di tingkat pusat.
Dalam acara peringatan Nuzulul Qur’an di halaman kantor Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Paciran, Sabtu (20/9) lalu, Ketua FKB DPR RI, A. Efendi Choirie (Gus Choi) yang memberikan orasi politik diinterupsi keras oleh salah seorang peserta yang menyebutnya sebagai penjilat dan pengkhianat karena telah meninggalkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan membelot ke PKB kubu Muhaimin Iskandar.<>
Kontributor NU Online Ahmad Farid melaporkan, di hadapan sekitar 600 warga Nahdliyin, Gus Choi sebenarnya mencoba memberikan penjelasan tentang carut-marut PKB yang semakin berlarut-larut. Namun seorang peserta dari Solokuro Lamongan itu menolak kehadirannya dan menyebutnya tidak loyal kepada PKB dan Gus Dur.
“Saya bukan pengkhianat, bagi saya, Gus Dur adalah guru politik dan orang tua saya. Jadi itu saya lakukan karena merupakan ijtihad politik saya,” bantah politikus asal Gresik tersebut.
Gus Choy masih sempat mengatakan, konflik PKB hanya bisa diselesaikan bila masing-masing pihak meninggalkan egoisme dan harus mengedepankan rasionalisme. Karena menurutnya realitas konflik PKB terdapat dua fakta, yakni fakta hukum dan fakta politik yang saling kontraproduktif.
Acara berlangsung hangat, meski sebelumnya muncul isu upaya pembubaran dan pemboikotan acara tersebut melalui penyebaran sms yang bernada provokasi kepada panitia dan peserta. Tak ayal, Gerakan Pemuda Ansor Anak Cabang (PAC) Paciran Lamongan harus menurunkan pasukan Banser Khusus (Bansus) guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya dalam acara buka bersama yang dihadiri 28 PAC se-Cabang Lamongan Pembina Pengurus Cabang GP Ansor Lamongan, Tubagus Saifullah memberi wejangan kepada segenap pengurus GP Ansor agar tidak tercerai-berai dalam menghadapi Pilgub Jatim 2008 putaran kedua.
“Hendaknya segenap kader GP Ansor lebih mengedepankan ukhuwah nahdliyah, persaudaraan sesama warga Nahdliyin daripada kepentingan politik sesaat,” ujarnya. (nam)