Warta

Guru NU Diminta Tingkatkan Profesionalisme

Senin, 17 November 2008 | 02:24 WIB

Bogor, NU Online
Guru-guru dari lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) diminta segera meningkatkan profesionalismenya agar mampu berkompetisi dengan yang lain.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU Muhsin Ibnu Juhan dalam acara “Pelatihan Kehumasan dan Pengembangan Profesionalisme Tenaga Pendidikan” yang digagas Pengurus Cabang (PC) LP Maarif NU Kabupaten Bogor di Pesantren Al-Fatah Ciomas Bogor, Sabtu (15/11).<>

”Peningkatan profesionalisme juga sangat penting untuk mendukung program pemerintah dalam mengembangkan sektor pendidikan,” katanya dalam kegiatan yang diikuti 100 peserta yang berasal dari berbagai sekolah yang tersebar di penjuru Bogor.

Pokjawas Depag Kabupaten Bogor O Dadan Sarif menambahkan, dalam pandangan Islam guru merupakan pejuang pendidikan. Karena itu peran guru sangat strategis dalam menentukan wajah pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan sangat bergantung pada sejauhmana kapabilitas dan kualitas guru.

Hadir pula sejumlah nara sumber lainnya, yaitu Kepala Bagian Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Asep Saepulloh, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta KH S. Shalahuddin Habsya MA, Dosen komunikasi Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Ahmad Fahir, dan Penyiar senior RRI Bogor Dadan Sutaryana.

Ketua PC LP Maarif NU Bogor H Saepul Millah Hasbi mengutarakan, kegiatan tersebut digagas sebagai respon terhadap tingginya animo guru dalam mengembangan kapasitas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas.

“LP Maarif  berkepentingan mengawal perubahan pendidikan dengan mengayomi guru-guru dan sekolah-sekolah yang dikelola warga NU agar dapat beradaptasi dan mampu menjawab tantangan yang dihadapi,” papar mahasiswa program Magister Penyuluhan Pembangunan (PPN) Pascasarjana IPB ini.

Sejauh ini, lanjut Saepul, LP Maarif NU Bogor yang baru terbentuk tiga bulan, sebelumnya sudah menyelenggarakan sejumlah kegiatan, yaitu inventarisasi sekolah-sekolah yang dikelola warga NU, Pelatihan Nasional Kompetensi guru bekerjasama dengan BMPS Pusat dan LP Maarif Wilayah Jawa Barat serta bedah buku mengenai “Pergolakan di Jantung Tradisi NU.”

Sementara itu Kepala Bagian Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Asep Saepulloh mengungkapkan, angka partisipasi pendidikan warga Kabupaten Bogor sendiri sangat rendah.

Pada umumnya warga Bogor belum mampu menuntaskan wajib pendidikan dasar (Dikdas) 9 tahun yang dicanangkan pemerintah. Pasalnya angka rata-rata partisipasi pendidikan warga Bogor hanya 7,11 tahun, yang berarti hanya mampu menamatkan sekolah dasar (SD).

Lebih lanjut, pada kegiatan yang mengetengahkan tema “Penguatan kapasitas dan profesionalisme guru sebagai humas pendidikan” tersebut Asep mengajak kepada kalangan guru, tenaga kependidikan dan semua pihak yang peduli terhadap nasib dunia pendidikan agar menyikapi rendahnya angka partisipasi pendidikan masyarakat secara kritis.

“Saya sepakat bahwa guru merupakan humas pendidikan. Guru memiliki peran yang strategis dalam menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat dalam mendidik putra-putrinya. Lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan perlu dipecahkan bersama, karena kita sepakat pendidikan adalah faktor utama dalam pembangunan,” ujarnya.

Untuk meningkatkan kesadaran dan mengefektifkan peran guru sebagai lokomotof utama pendidikan, Asep menyarankan agar guru memperkuat kapasitas dan profesionalisme dalam bekerja. Hal ini penting agar akselarasi pengembangan pendidikan yang tengah digalakkan pemerintah dapat terlaksana dengan baik. (hir)


Terkait