Warta

GP Ansor Dorong Penggabungan Parpol Berbasis NU

Ahad, 10 Mei 2009 | 09:27 WIB

Surabaya, NU Online
Gerakan Pemuda (GP) Ansor mendorong upaya penggabungan partai politik (parpol) berbasis Nahdlatul Ulama (NU), khususnya yang tidak lolos "parliamentary threshold" (PT) dalam Pemilu 2009.

"Kami sangat mendorong gagasan NU itu untuk direalisasikan secepatnya," kata Ketua Umum GP Ansor, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Surabaya, Ahad (10/5).<>

Ia mengaku, pihaknya telah menyiapkan sekitar tujuh juta anggota GP Ansor di seluruh pelosok Nusantara untuk mendorong gerakan penggabungan parpol-parpol yang memiliki massa berbasis NU itu.

Wakil Gubernur Jatim itu berpendapat, yang paling ideal adalah parpol-parpol berbasis NU bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). "Sekarang merupakan saat yang tepat untuk menyelamatkan PKB," kata mantan Sekjen DPP PKB itu.

Gus Ipul yakin, NU akan semakin besar, jika parpol-parpol berbasis NU yang selama ini berdiri sendiri bersedia menggabungkan diri dalam satu wadah.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Hasyim Muzadi menyarankan partai politik berbasis NU bergabung sehingga hanya ada satu "partai NU".

"Partai yang tidak lolos `parliamentary threshold` sebaiknya bergabung dengan yang lolos," kata Hasyim di Jakarta, beberapa waktu lalu itu.

Ia mencontohkan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Jika sampai akhir penghitungan perolehan suara ternyata tidak lolos PT, sebaiknya bergabung dengan PKB.

"Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak termasuk karena bersama orang lain (bukan murni berbasis NU, red)," katanya seperti dilansir sumber Antara.

Meski secara langsung tidak berdampak pada NU, menurut Hasyim, turunnya perolehan suara PKB pada Pemilu 2009 dan tidak siginifikannya perolehan PKNU cukup memprihatinkan.

"Penurunan ini hendaknya dijadikan introspeksi," kata pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, tersebut.

Menurut dia, ke depan partai berbasis NU harus memperbaiki metode dan kualitas perjuangannya, termasuk juga kualitas pengabdiannya pada NU.

"Partai-partai berbasis NU perlu melakukan reorientasi. Perlu ada penyegaran, baik visi dan misi maupun leadership," katanya.

Pada bagian lain, Hasyim mengatakan, penurunan perolehan suara tidak hanya dialami partai berbasis NU, tetapi juga beberapa partai lain, termasuk Partai Golkar dan PDIP.

Artinya, lanjut dia, ada kejenuhan masyarakat terhadap "partai lama", sehingga partai-partai itu juga perlu melakukan penyegaran. "Ini penting karena demokrasi kita sekarang ini berbasis partai," katanya. (dar)


Terkait