Warta

Ekonomi Warga NU Masih Terpinggirkan

Jumat, 28 Agustus 2009 | 13:35 WIB

Jakarta, NU Online
Meskipun salah satu pilar berdirinya NU adalah Nahdlatut Tujjar atau perkumpulan para pedagang muslim, tetapi sampai saat ini perekonomian warga NU belum berkembang seperti yang diharapkan. Warga NU masih berada di pinggiran dalam bidang ekonomi.

“Nahdltut Tujjar merupakan awal pendirian NU, sayangnya peranan upaya pengembangan perekonomian NU belakangan menurun, malah semakin dominan tarekatnya,” kata Ahmad Djunaidi, bendahara LDNU dalam acara pendidikan kader dakwah LDNU di gedung PBNU, Jum’at (28/8).<>

Upaya pengembangan ekonomi warga NU zaman Orde Baru dikembangkan dengan mendirikan Bank Nusumma, sayangnya, ada upaya politis untuk mengerdilkannya karena ketakutan penguasa atas potensi ekonomi dan massa yang besar.

Aset-aset yang dimiliki oleh NU juga banyak yang hilang, salah satunya adalah tanah seluas sekitar 10 hektar di Slipi, yang dijual oleh fihak lain ketika NU bergabung dengan PPP. Sebenarnya sudah ada donator yang bersedia memberikan hibah, tetapi belum jadi karena statusnya masih dalam sengketa.

Kepala Biro Perencanaan Depag ini menyatakan, persoalan ekonomi layak dikedepankan karena hal ini juga mendapat perhatian dari rasulullah. “Nabi adalah pedagang sukses, Khatijah juga pedagang sukses yang tampil di ruang publik,” terangnya.

Penguatan ekonomi nasional dengan memberdayakan masyarakat saat ini semakin mendesak mengingat semakin banyak sektor ekonomi strategis yang dikuasai oleh asing, seperti sektor perbankan.

Potensi kebangkitan ekonomi syariah juga belum mampu dimanfaatkan oleh kalangan nahdliyyin, belum banyak orang NU yang berperan dalam perbankan syariah, pengelolaan zakat, obligasi syariah dan lainnya.

Untuk membangkitkan ekonomi warga NU ini, Djunaidi mengusulkan penguatan koperasi dan kewirausahaan di lingkungan NU.

KPDT Dukung Ekonomi Pesantren

Sementara itu, dr Hannibal Hamidi, kepala biro perencanaan Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) dalam acara yang sama menyatakan fihaknya telah banyak membantu pengembangan perekonomian di lingkungan pesantren.

Beberapa program yang sudah digulirkan diantaranya adalah peternakan sapi, bantuan modal ekonomi pesantren, pertanian berbasis pesantren dan lainnya yang diterapkan di kantong-kantong warga NU.

Program ini juga mendapat pengawalan dari kader-kader PMII yang ada di daerah sehingga bisa tepat sasaran dan menuai hasil yang maksimal. (mkf)


Terkait