Jakarta, NU.Online
Rekomendasi the International Conference of Islamic Scholars (ICIS) diharapkan dapat dijalankan di negara barat lebih berpengaruh luas dari pertemuan anggota OKI di Putra Jaya Malaysia beberapa waktu lalu. Saat ini dunia internasional sedang menunggu hasil dari pertemuan ini.
“Saya kira pertemuan ini lebih banyak diikuti oleh para cendikiawan dan tidak terbatas dari Negara-nagara Islam anggota OKI saja, sehingga rumusan yang harus dibawa pulang nanti harus lebih dapat dilaksanakan di semua Negara. Barat menunggu hasil dari sini,” demikian harapan cendikiawan muslim Indonesia Prof Dr H Nurcholis Madjid yang disampaikan kepada wartawan di Jakarta Convention Center, Selasa sore.
<>Dalam pandangannya, dengan pertemuan ICIS ini, umat Islam yang selama beberapa tahun terakhir selalu dicurigai berada di balik aksi kekerasan di negara-negara barat, citranya dapat diubah pelan-pelan. “Melalui pertemuan dan propaganda yang dapat dipertanggungjawabkan, Islam harus ditampilkan sebagai agama perdamaian. Oleh karena itu rumusan pembahasan para cendikiawan selama dua hari itu harus mengenai sasaran dan dapat didrive di negara-negara barat,” lanjut Rektor Universitas Paramadina itu.
Selasa tengah malam, puluhan tim materi dari beberapa negara tampak sedang serius merumuskan butir-butir kesepakatan yang akan dibuat dalam bentuk “Jakarta Message” Hadir antara lain KH Hasyim Muzadi, Prof Dr KH Said Agil Siraj, Prof Dr Qodri Azizy, Prof Dr Maskuri Abdillah dari PBNU, dan sejumlah utusan dari kampus-kampus ternama dunia.
Dalam ICIS yang berlangsung sejak dua hari lalu, tiga tema pokok menjadi bahasan utama, yaitu komisi I tentang Islam, Demokrasi dan Pendidikan. Komisi II tentang ekonomi dan komisi III tentang pengambangan media massa.(MA)