Duta Besar Jerman untuk Indonesia Norbert Baas bersama rombongan, Selasa (15/6), mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta. Kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Noorbert Baas banyak mengajukan pertanyaan terutama terkait persoalan radikalisme yang mengatasnamakan agama.
Said Aqil mengatakan, NU berulangkali menyatakan tidak mentolelir adanya kekerasan dalam beragama. NU memegang teguh prinsip toleransi dan moderasi serta menghindari sikap ekstrim.<>
“Pada tahun 1936, sebelum Indonesia merdeka, NU telah memproklamirkan negara Darus Salam, atau negara berperadaban. Bukan negara agama atau negara etnis. Ini mengacu pada ajaran Nabi Muhammad SAW saat memimpin masyarakat Madinah,” kata Said.
Noorbert Baas mengatakan, pihaknya percaya bahwa NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia terus konsisten dalam menjalankan peran-peran sosial terutama dalam menjalin hubungan antar etnis dan agama. “Kita pecaya NU punya peran penting dalam persoalan sivilisasi ini,” katanya.
Dia bercerita, di Jerman pun banyak masyarakat yang memandang agama secara ekslusif dan menyimpan prasangka negatif terhadap penganut agama lain.
“Di Jerman banyak yang tidak mengerti, mungkin karena kebodohan, bahwa ternyata banyak persamaan di dalam ajaran agama-agama sehingga tidak perlu dipertentangkan,” kata Norbert.
Said menambahkan NU akan terus mengembangkan dialog antar peradaban. “Tesis Prof Huntington tentang benturan peradaban itu tidak benar. Yang benar adalah dialog peradaban,” katanya.
Dikatakannya, pada bulan Oktober mendatang NU akan mengadakan “World Peace Conference" bekerjasama dengan PBB di Jakarta. Selanjutnya forum yang sama akan diadakan oleh NU di Nepal, Paraguai dan Kenya.
Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu berlangsung akrab dan diselingi canda tawa. Sebelumnya Said Aqil tidak lupa mengucapkan selamat karena tim nasional sepak bola Jerman telah mengalahkan Australia 4-0 dalam laga pertama Piala Dunia.
“Kami percaya tim Jerman akan selalu konsisten dan bermain lebih hebat lagi,” kata Said Aqil. Norbert Baas menimpali, “Kami percaya suatu saat Indonesia akan bisa mengikuti Piala Dunia,” katanya. (nam)