Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada tahun ini mulai meluncurkan program pembelajaran bahasa arab, ujar PLH Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Aminuddin.
"Program itu sebagai pengiring program sejenis, yaitu paket pembelajaran dan keterampilan untuk pemberantasan keaksaraan fungsional atau buta huruf," ujar Aminuddin di Barabai, ibukota HST, sekitar 165 km Utara Banjarmasin, Jumat.<>
Menurutnya, melalui program itu diberikan khusus kepada masyarakat HST yang belum bisa membaca dan menulis huruf arab. "Pesertanya kebanyakan mereka yang berusia lanjut dan masyarakat pedesaan," katanya.
Aminuddin menjelaskan, pelaksanaan program itu cenderung lebih sulit dibandingkan program pemberantasan keaksaraan fungsional untuk huruf latin. "Di tengah masyarakat HST yang religius, banyak dari mereka merasa malu bila ketahuan tidak bisa membaca atau mengenal huruf Arab," tambahnya.
Seperti juga program pemberantasan keaksaraan fungsional untuk huruf latin, program pembelajaran bahasa arab dibagi dalam beberapa kelompok. Satu kelompok, terdiri dari 10 orang peserta. Saat ini, di HST telah dibuka tiga kelompok pembelajaran bahasa arab. Sehingga total peserta berjumlah 30 orang.
Untuk tenaga pengajar, direkrut dari warga setempat. Dengan begitu, para peserta merasa lebih mudah beradaptasi. Selain itu, perekrutan warga setempat dimaksudkan agar guru pengajar lebih mudah dalam melakukan sosialisasi dan pendekatan. Melaui cara tersebut, diharapkan proses belajar mengajar dapat berlangsung lancar dan lebih mudah.
Setiap tahunnya, Disdik HST melalui Tenaga Lapangan Disdik (TLD) dan Fasilitator Desa Intensif (FDI) melakukan pendataan terhadap mereka yang masih buta huruf arab.
Jumlah itu setiap tahunnya dipastikan akan mengalami fluktuasi. Meski telah diluncurkan program pembelajaran, tidak menutup kemungkinan jumlah mereka akan bertambah.
Hal tersebut bisa terjadi dengan adanya pendatang atau warga baru di HST yang ternyata tidak atau belum mengenal, membaca dan menulis huruf Arab.
Karena itulah, peran TDL dan FDI disini menjadi sangat penting untuk mengetahui jumlah mereka secara pasti setiap tahunnya. Agar dapat dilakukan pemberantasan dengan segera.
Tahun ini, program pembelajaran bahasa arab merupakan upaya penjajakan yang dilakukan Disdik HST. Kedepannya, program itu akan dilakukan dengan lebih intensif lagi.
Pada 2010, pihak Disdik HST menargetkan dapat membentuk lebih dari 10 kelompok pembelajaran. Dengan begitu, pencapaian target penuntasan buta huruf arab dapat segera dicapai.
Pada saatnya nanti, diharapkan seluruh masyarakat HST bukan hanya bebas keaksaraan fungsional, baik huruf latin maupun huruf arab, tetapi juga mahir menggunakannya. (ant/mad)