Kisruh RI-Malaysia masih terus bergemuruh di masing-masing negara. Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia nyaris tidak mendapatkan hasil maksimal. Diplomasi RI bertele-tele?
Diplomasi prosedural yang diterapkan Pemerintahan SBY terbukti hingga saat ini tidak menyelesaikan persoalan. Setidaknya hingga dua pekan seusai peristiwa penangkapan tiga staf Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), persoalan Indonesia-Malaysia masih belum jelas.<>
Politikus PKB M Hanif Dhakiri menyebutkan dalam menyelesaikan persoalan antarnegara Gus Dur cenderung tidak menggunakan prosedural birokrasi. Presiden RI keempat itu cenderung menggunakan cara menerobos.
“Diplomasi Gus Dur tidak prosedural, beliau cenderung malas menggunkan jalur birokrasi. Gus Dur punya kecenderungan untuk menerobos,” ujarnya dalam diskusi dan launching bukunya yang berjudul ‘41 Warisan Kehebatan Gus Dur’ di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/9).
Menurut dia, seharusnya para pemimpin saat ini meniru diplomasi ala Gus Dur yang cenderung sangat keras namun tidak akan melakukan kekerasan.
“Bayangan saya, jika Gus Dur saat ini masih ada, beliau akan menerapkan diplomasi yang setegas-tegasnya, namun tidak sampai perang. Gus Dur akan menunjukkan kondisi kemungkinan-kemungkinan sembari mencari jalan keluar dari permasalahan,” tandasnya seperti dilansir inilah.com.
Sementara menurut pengamat politik dari Unversitas Airlangga (Unair) Surabaya Kacung Marijan, Presiden SBY cenderung menerapkan diplomasi prosedural semata. Sehingga persoalan Indonesia-Malaysia cenderung berlarut-larut.
“Malaysia melakukan diplomasi prosedural, Indonesia membalas dengan prosedural. Seharusnya SBY meniru pola Gus Dur dalam melakukan diplomasi yakni diplomasi underground,” paparnya.
Menurut Kacung, Gus Dur menerapkan diplomasi yang responsif diikuti aksi yang kuat. Apalagi, sambung Kacung, Gus Dur menerapkan diplomasi ‘bawah tanah’ sehingga persoalan tidak berlarut-larut. “Dengan diplomasi bawah tanah akan membuat persoalan tidak berlarut-larut,” ujarnya.
Terkait sikap Presiden SBY atas persoalan Malaysia di Mabes TNI, Kacung menyebutkan Presiden SBY tengah melakukan politik khas Jawa.
“SBY menerapkan politik simbol khas Jawa untuk menjawab pernyataan PM Malaysia Najib Razak yang dari Melayu dengan pernyataan yang tegas dan lugas,” ujarnya. (mad)