Jakarta, NU Online
Sekitar 23 DPW PPP menghadap Wapres untuk menyatakan dukungannya agar Hamzah Haz dipilih kembali menjadi Ketua Umum PPP. DPD Jatim adalah yang pertama kali menghadap Hamzah Haz.
Mendapat dukungan dari banyak wilayah Hamzah Haz menyatakan kesiapannya dipilih menjadi Ketua Umum PPP periode 2003-2008 pada Muktamar PPP yang akan berlangsung 20- 24 Mei di Jakarta.
<>Ketua DPW PPP Jatim Hafidz Maksoem mengatakan berdasarkan laporan, banyak yang mendukung Hamzah Haz. Misalnya, Sumut yang merupakan wilayahnya Bachtiar Chamsyah, ternyata 19 dari 20 DPC PPP mendukung Hamzah Haz.
"Jadi kalau orang lain (pendukung Bachtiar) mengklaim suaranya lebih besar, itu biasa. Buktikan saja bagaimana kenyataannya," katanya. Ia juga mengatakan pencalonan Hamzah Haz bukan karena ia berasal dari NU, namun ia adalah kader terbaik PPP di Pesantren Daru Ma'arif Cipete, Jakarta, Senin.
Mereka datang untuk melaporkan masalah muktamar dan minta restu dari mantan Ketua MPRS itu. Dalan pertemuan itu tidak ada sama sekali upaya untuk meminta dukungan dari ketua pertama PPP itu terhadap calon ketua umum PPP 2003-2008.
"Dan beliau juga tidak akan memihak ke mana-mana," ujar Zarkasih Noer yang turut dalam acara tersebut.
Kepemimpinan Hamzah lemah
Kinerja kepemimpinan dan kepengurusan PPP era Ketua Umum Hamzah Haz paling lemah, dibandingkan periode sebelumnya, meskipun telah menjadi Wakil Presiden, dan hal itu merupakan momentum untuk melakukan perubahan pada Muktamar V PPP, 20-24 Mei 2003.
"Ternyata tidak signifikan hubungan antara Hamzah Haz yang juga Wapres dengan konsolidasi organisasi," kata anggota Litbang DPP PPP Usamah Hisyam di Jakarta, Minggu.
Ia membeberkan data bahwa perolehan kursi pada Pemilu 1999 di era kepemimpinan Hamzah Haz merupakan yang terburuk, yakni hanya meraih 58 kursi di DPR-RI. Pemilu 1977, 99 kursi, Pemilu 1982, 94 kursi, Pemilu 1987, 61 kursi, Pemilu 1992 62 kursi, dan Pemilu 1997, 89 kursi.
Pada kepengurusan Hamzah Haz juga timbul perpecahan, KH Zainuddin MZ dan kelompoknya mendirikan PPP Reformasi, sebelum kemudian berganti nama menjadi Partai Bintang Reformasi. Ini merupakan sebagian dari beberapa kelemahan dari kepemimpinan Hamzah dalam PPP
Sementara itu, Wakil Ketua DPW PPP DKI Jakarta HA Chudlary Syafi'i Hadzami mengatakan bahwa pihaknya mendukung kepemimpinan Hamzah Haz untuk periode 2003-2008.
"Dengan posisinya sebagai Wapres yang sangat strategis saat ini, membuat PPP masih memerlukan kepemimpinannya," kata Chudlary. Ia berharap peserta muktamar masih memilih Hamzah Haz sebagai pemimpin.
Mengenai konflik internal yang terjadi di PPP, menurut Chudlary, hal itu merupakan dinamika yang demokrasi dan tidak sampai mengganggu organisasi secara keseluruhan.
Ketika dikonfirmasi mengenai usia Hamzah Haz yang telah mencapai 63 tahun, yang tergolong sudah tua untuk memimpin PPP di tengah tantangan yang semakin berat menghadapi Pemilu 2004, Chudlary menegaskan bahwa figur yang tua tepat untuk memimpin partai karena kaya akan pengalaman.
"Hamzah Haz masih dibutuhkan, mungkin 30 persen dari kalangan tua dan 70 persen lainnya dari kalangan muda," katanya.
Dalam hitung-hitungan di atas kertas versi Forum Silaturahmi Sukses Muktamar V PPP, Hamzah didukung oleh 23 dari 30 DPW PPP dan 308 dari 400 DPC PPP seluruh Indonesia.(rol/mkf)