Jakarta, NU Online
Lima orang delegasi Indonesia perwakilan dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah akan menghadiri Pertemuan Ulama dan Intelektual Islam di Malaysia yang akan dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Malayasia Dato Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi, Selasa (29/6)
Pertemuan ulama dan intelektual kebangsaan 2004, kata Presiden Direktur Moderat Muslim Centre, diselenggarakan oleh Yayasan Dakwah Islamiah Malaysia, secara khusus mengundang perutusan dari Indonesia, yang akan membahas konsep dan model dakwah yang tepat dalam menghadapi perubahan situasi regional dan global yang saat ini sedang terjadi. “ Konsep dakwah harus diubah dan kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan, tanpa itu umat Islam akan menjadi umat yang terbelakang,” kata Tarmizi.
<>Menurut Tarmizi, saat ini Malaysia sangat maju dalam pengembangan pendidikan tinggi yang berbasiskan nilai-nilai Islam. Begitu pula dalam hal pembangunan ekonomi, kata Tarmizi, Malaysia mampu dengan cepat memperlihatkan pertumbuhannya di kawasan Asia Tenggara dengan tetap bersandarkan pada ekonomi Islam. “ Tahun 2004 ini, 30 % perekonomian Malaysia dikuasai oleh wiraswastawan muslim,” ujarnya.
Tarmizi menjelaskan, delegasi Indonesia yang mewakili NU dan Muhammadiyah pada pertemuan tersebut akan melakukan pembicaraan intensip dengan delegasi lainnya tentang bagaimana mencari pemecahan terhadap persoalan-persoalan ekonomi dan social masyarakat Indonesia yang makin memprihatinkan.
Pertemuan Ulama dan Intelektual Islam di Kualalumpur ini akan berlangsung 29 Juni s.d. 1 Juli 2004, dengan tema “Umat Islam menghadapi Ilmu Pengetahuan dan Globalisasi. Delegasi Indonesia yang akan hadir adalah H.Tarmizi Taher, Abdul Rasyd Fanani, Abu Yamin Roham, Yunahav Ilyas dan Tabrani Syabirin. (red)