Warta
Bareng Rozy Munir, Gus Sholah Pernah Berencana Culik Tokoh NU
Senin, 22 Februari 2010 | 10:31 WIB
Jakarta, NU Online
Banyak kenangan indah yang dialami oleh KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah bersama HM Rozy Munir. Mereka sudah menjadi teman bermain sejak kecil karena keluarga mereka sama-sama tokoh NU.
KH Wahid Hasyim, ayah Gus Sholah waktu itu tinggal di kawasan Matraman sedangkan keluarga KH Munasir Ali tinggal di daerah Pegangsaan, yang lokasinya tak terlalu jauh untuk saling berkunjung.<>
Satu peristiwa yang tak terlupakan adalah saat huru hara pada peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965. Rozy Munir dan Gus Sholah yang waktu itu aktif di PMII berencana “menculik” tokoh NU, karena sikap yang diambil oleh para petinggi NU dianggap kurang tegas.
Upaya penculikan ini sebenarnya diinspirasi oleh peristiwa menjelang proklamasi yang mana anak-anak muda revolusioner “menculik” Soekarno untuk sesegera mungkin memproklamirkan merdekanya Indonesia.
“Kita berani jika memang diperintahkan,” kata Gus Sholah kepada NU Online saat melayat di RS Pelni, Senin (22/2). Karena alasan tertentu, rencana “penculikan” ini akhirnya gagal dilaksanakan.
Saat masih aktif di kepanduan atau pramuka, mereka berdua juga pernah mengikuti jamboree internasional di Los Banos Philiphina. “Banyak sekali kenangan yang saya jalani bersama Pak Rozy,” tandasnya. (mkf)
Banyak kenangan indah yang dialami oleh KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah bersama HM Rozy Munir. Mereka sudah menjadi teman bermain sejak kecil karena keluarga mereka sama-sama tokoh NU.
KH Wahid Hasyim, ayah Gus Sholah waktu itu tinggal di kawasan Matraman sedangkan keluarga KH Munasir Ali tinggal di daerah Pegangsaan, yang lokasinya tak terlalu jauh untuk saling berkunjung.<>
Satu peristiwa yang tak terlupakan adalah saat huru hara pada peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965. Rozy Munir dan Gus Sholah yang waktu itu aktif di PMII berencana “menculik” tokoh NU, karena sikap yang diambil oleh para petinggi NU dianggap kurang tegas.
Upaya penculikan ini sebenarnya diinspirasi oleh peristiwa menjelang proklamasi yang mana anak-anak muda revolusioner “menculik” Soekarno untuk sesegera mungkin memproklamirkan merdekanya Indonesia.
“Kita berani jika memang diperintahkan,” kata Gus Sholah kepada NU Online saat melayat di RS Pelni, Senin (22/2). Karena alasan tertentu, rencana “penculikan” ini akhirnya gagal dilaksanakan.
Saat masih aktif di kepanduan atau pramuka, mereka berdua juga pernah mengikuti jamboree internasional di Los Banos Philiphina. “Banyak sekali kenangan yang saya jalani bersama Pak Rozy,” tandasnya. (mkf)
