Banyak Umat Islam Belum Lakukan Skala Prioritas Ibadah dengan Benar
Senin, 22 Juni 2009 | 09:12 WIB
Ada seribu satu cara untuk beramal dan mendapatkan pahala, ibadah bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing ummat. Tetapi jangan lupa, ibadah yang dilakukan seharusnya bukan hanya bermanfaat buat diri sendiri, sebaiknya juga berguna buat orang lain.
Disinilah pentingnya pembuatan skala prioritas dalam menjalankan ibadah. Sejauh ini, dari perilaku umat Islam di Indonesia, banyak yang lebih memfokuskan ibadah-ibadah yang sifatnya memenuhi kepuasan batin individu, tetapi kurang memberi efek kepada masyarakat.<>
“Sekarang banyak orang berlomba-lomba untuk umroh dengan biaya besar sementara disekeliling mereka masih banyak orang yang miskin dan membutuhkan pertolongan. Padahal umroh kan sunnah sementara membantu orang miskin disekitarnya fardhu kifayah,” kata Ketua PBNU KH Abas Mu’in kepada NU Online, Senin.
Berapa kali haji atau umrah yang sudah pernah dilaksanakan seringkali menjadi kebanggaan. “Jarang orang yang menolak untuk diajak berhaji lagi meskipun ia sudah berkali-kali melakukan ibadah haji sebelumnya,” terangnya.
Tradisi seperti ini bukan hanya merasuki kalangan awam, tetapi juga masih kental dikalangan pesantren yang notabene belajar kitab-kitab yang sangat mengagungkan nilai-nilai moral, yang mengisahkan manfaat membantu orang miskin atau mereka yang terlantar seperti yang banyak dilakukan oleh para sufi.
Kepekaan sosial untuk membantu orang miskin yang masih membutuhkan bantuan pangan, kesehatan atau mengentaskan mereka dari kebodohan saat ini seharusnya menjadi prioritas utama dibandingkan dengan ibadah yang sifatnya individual. (mkf)