Warta

Artis jebolan IPPNU itu bernama Maviro

Sabtu, 10 Mei 2003 | 22:44 WIB

Jakarta, NU.Online
Maviro, artis yang sedang naik daun tak disangka ternyata warga NU. Dia tidak hanya piawai bernyanyi tapi juga memiliki pandangan yang luas tentang NU dan masalah keagamaan. semasa kecil ia aktif dalam organiasi kader NU, yaitu IPPNU.  Artis Plus, canda teman-teman redaksi. Sabtu  10 Mei 2003 kemarin.

Maviro sempat mampir ke redaksi NU. Online untuk  bersilaturhami ketika ia berkunjung ke kantor pusat PP IPPNU. Ia didamping Indri Suryawati  sang Manajer. Artis ini  memiliki banyak bakat  sejak kecil, usia  tujuh tahun ia sudah  lincah bernyanyi dan  sering pentas, dan kini sang pendatang baru di blantika musik indonesia yang albumnya mulai meledak dipasaran. lagunya sudah menduduki tangga ke 9 dalam bursa tangga Lagu di Jawa Timur.

<>

"Lagu ini setiap hari juga diputar di MTV," ungkap Indri. keberhasilan ini juga tak lepas dari dukungan 8 musisi andal Indonesia dibawah komando Tito Soemarsono. Ia tidak hanya mahir bernyanyi, tapi juga pernah menjadi pembicara di seminar mahasiswa  dan baru baru ini ia juga sempat diundang  BEM IAIN Jakarta bicara soal perempuan tambah Indri Suryawati, manajer Maviro.

Maviro pernah 9  tahun di pesantren mulai sejak TK sampai tamat SMP, tepatnya di Pondok pesantren Al-Khairiah, Kunir Srengat Blitar. Semasa remaja ini sudah aktif  di organisasi  pesantren, dari sinilah ia belajar berdiskusi  dan mendalami kajian kitab kuning ala pesantren, mengerti nahwu, shorof dan tentu saja mahir melafadzkan ayat-ayat suci. 

Kiprahnya di IPPNU  sejak remaja membuatnya mengerti  tentang NU sebagai basis kulturnya. "Meskipun tidak sepenuhnya terjun secara kelembagaan  tapi  IPPNU cukup  mewarnai perjalanan hidupnya selama ini". ungkapnya. Kemampuannya dalam bernyanyi sempat juga mengangkat nama IPPNU. dia mampu menjadi juara lomba qosidah mewakili IPPNU di wilayahnya.

Pendatang baru kelahiran Blitar, 5 Juli 1982 yang memiliki keturunan darah Persia saat ini sedang kuliah di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Universitas Trisakti. Kesibukannya sebagai artis tidak membuat dia melupakan kulturnya yang santri. "Saya akan berusaha menjaga image dan penampilan," ujarnya menanggapi  maraknya dunia artis yang glamour dan semakin vulgar ini. 

Ketika ditanya pandangannya tentang potensi kader IPPNU ke depan, secara diplomatis ia menjawab "Sebagai seorang perempuan kita harus bisa menggali dan menemukan kelebihan masing-masing. Aku yakin kita semua telah dibekali kelebihan sendiri-sendiri, baik yang didapat dari jalur pendidikan formal ataupun yang didapat secara otodidak".  Untuk itu kita harus bisa menemukan, mengenali  dan menekuni kelebihan kita  masing-masing,  agar kelebihan tersebut akan menjadi sebuah profesi, sehingga dengan profesi tersebut akan meningkatkan kualitas kita.

"Kebetulan, aku dianugerahi suara yang bagus, jadi aku gali kelebihanku. Alhamdulillah aku sudah berhasil menelorkan sebuah album.. Profesiku adalah sebagai artis penyanyi yang kebetulan juga kader IPPNU. Aku berharap bisa menjaga nama baik diriku dan dapat membantu pengembangan IPPNU," ujarnya menutup pembicaraan (cih)


Terkait