Adanya aliran semacam Wahabi, warga NU perlu melakukan antisipasi. Diantara yang mempunyai peran penting adalah melalui lembaga pendidikan. Pasalnya, pendidikan merupakan dasar awal dalam membentuk manusia manusia dewasa yang mampu mencerna ideologi yang berkembang termasuk aliran non aswaja.
Pernyataan ini disampaikan ketua Lakpesdam PC NU Kudus HM Asyrofi dalam acara halal bihalal Badan Pelaksana Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (BPPMNU) dukuh Kalilopo Klumpit Gebog Kudus yang bertempat di Aula TPQ Al Falah lantai 2 Kalilopo Sabtu (3/10) malam<>
Menurut Mantan Ketua DPRD Kudus ini, sekarang ini gerakan Wahabisme telah mendapatkan tempat di hati warga Indonesia. Hal ini tidak terlepas simbol-simbol keagamaan yang kemasannya bagus di permukaan.
“Oleh karena itu, NU secara struktural maupun kultural harus faham dan waspada akan gerakan tersebut. Karena ada indikasi, pada tahun 2019, NU menjadi target untuk dilenyapkan dari bumi Indonesia,”tandas Asyrofi.
Lebih jauh, politisi muda NU ini menekankan kepada para pengelola lembaga pendidikan NU harus bersatu dalam menanamkan ideologi aswaja pada anak didik. Jika anak dari warga nahdliyyin sudah terpengaruh dan masuk dalam aliran non ideologis NU, maka dosanya adalah dosa sosial.
“Makanya sejak dini perlu dilakukan penguatan dan penanaman ideologi aswaja terhjadap anak didik. Kita harus sering menjejali pikiran anak-anak didik dengan pemahaman ideologi aswaja,” kata Asyrofi dalam caramahnya.
Sementara itu, Salah seorang Panitia Halal bihalal Moh Saifuddin Nawawi mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengeratkan tali silaturrahim antara guru-guru maupun pengurus Lembaga pendidikan di bawah naungan BPPMNU ini.
“BPPMNU ini membawahi sejumlah lembaga pendidikan yakni Pondok Pesantren Putra Tarbiyatush Shibyan, Pondok Pesantren Putri Tarbiyatul Banat, TPQ Al-Falah, Raudlatul Athfal Muslimat NU Al Falah dan Madrasah Diniyyah Al Yasir ini,” tuturnya. (sae)