“Kebanyakan Orang NU Menginjak Rem, Saya yang Menginjak Gas”
Kamis, 31 Desember 2009 | 03:02 WIB
KH Abdurrahmah Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai sosok yang kontroversial, terutama di lingkungan NU sendiri. Sebagai seorang kiai, ia sering melontarkan pemikiran yang tidak sesuai dengan kalangan pesantren pada umumnya.
Bagi Alisa Qotrunnada, putri tertua Gus Dur,kontroversi yang dimunculkan ayahandanya ini sudah menjadi hal biasa. Namun dirinya mengaku sempat bimbang ketika teman-temannya membincang kontroversi Gus Gus Dur dan dirinya tidak tahan untuk langsung bertanya.<>
“Terutama dulu ketika Gus Dur melontarkan ‘Tuhan tak perlu dibela’. Saya menanyakan hal itu dan Gus Dur mengatakan 'biarkan saja wong mereka mereka tidak tahu',” kata Lisa, panggilan Alisa Qotrunnada, kepada wartawan Kamis (31/12) dini hari.
Menurutnya Gus Dur memang sengaja mengambil langkah berbeda dengan para kiai NU. Gus Dur senang membuat trobosan ke depan, berbeda dengan para kiai lainnya yang lebih hati-hati.
“Kebanyakan Orang NU Menginjak Rem, Saya yang Menginjak Gas,” kata Lisa mengutip ungkapan ayahnya.
Lisa mengenang saat terakhir Gus Dur dan keluarga bercengkrama di hari ulang tahun adiknya Anita, putri ketiga pasangan Gus Dur-Sinta Nuriyah. Saat itu Gus Dur bercerita banyak tentang para tokoh pendiri NU yang sudah terbiasa dengan kontroversi.
“Terutama antara KH Wahab Chasbullah dan KH Bisri Sansuri. Mereka sering berbeda pendapat dan menjadi hal biasa, tidak menimbulkan perpecahan. Ini yang selalu ditekankan kepada keluarga beliau,” katanya. (nam)