Warta

Amin Rais Didesak Minta Maaf secara Terbuka

Selasa, 5 Januari 2010 | 13:08 WIB

Jember, NU Online
Mantan Ketua MPR Amien Rais didesak untuk segera minta maaf secara terbuka kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ia dinilai memiliki dosa politik, karena ikut memprakarsai pelengseran Abdurrahman Wahid dari kursi kepresidenan.

Tahun 2001, Gus Dur meninggalkan istana setelah dilengserkan melalui Sidang Istimewa MPR karena kasus Bulog-gate dan Brunei-gate. Hingga kini dua kasus itu sama sekali tidak terbukti.<>

Demikian disampaikan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jember, Selasa (5/1). Ayub sendiri ikut mendampingi Gus Dur di detik-detik pelengseran dari kursi presiden.

"Orang sampai sekarang melihat Gus Dur jatuh dari tampuk kekuasaan karena dua masalah yang dimunculkan oleh Amien Rais itu, sampai ada pansus. Padahal Gus Dur tidak bersalah," kata Ayub seperti dilansir beritajatim.com.

Sebenarnya tidak ada alasan bagi parlemen untuk menjatuhkan Gus Dur saat itu. Sultan Brunei sudah mengklarifikasi bahwa tidak ada yang salah dengan sumbangan sebesar 2 juta dollar Amerika Serikat, untuk proyek-proyek kemanusiaan di Aceh.

"Dalam kasus Brunei-gate dan Bulog-gate, yang salah adalah Suwondo (Muhammad Alip Agung Suwondo). Gus Dur tidak pernah menyuruh mencairkan dana (Rp 35 miliar dari Yayasan Bina Sejahtera, sebuah yayasan dana tabungan pensiunan karyawna Bulog)," kata Ayub.

Amien perlu meminta maaf secara terbuka untuk meluruskan sejarah, sekaligus mengklarifikasi bahwa Gus Dur tidak bersalah. "Kalau sudah diklarifikasi, masyarakat bisa menilai mana yang benar dan salah," katanya.

Runtuhnya kekuasaan Gus Dur dari kursi presiden menjadi beban sejarah bagi pendukungnya. Pecinta Gus Dur merasa ada ketidakadilan.

"Jadi, Amien Rais jangan terus berstatement perlunya Gus Dur jadi pahlawan nasional. Gus Dur tidak butuh itu. Gelar pahlawan nasional terlalu kecil bagi Gus Dur, dia sudah menjadi milik dunia. Pahlawan bagi semua orang," kata Ayub. (sam)


Terkait