Warta

Akibat Radiasi Senjata, Kelahiran Bayi Cacat Melonjak di Irak

Jumat, 4 Desember 2009 | 09:23 WIB

Baghdad, NU Online
Alat pembunuh manusia berupa persenjataan perang secara bertahap mulai disingkirkan dari Irak, namun pembunuh yang tidak bersuara tampaknya akan merongrong rakyat Irak bertahun-tahun ke depan.

Kasus kanker, bayi cacat, dan masalah lain kesehatan telah melonjak tajam, kata beberapa pejabat Irak. Banyak pihak menduga pencemaran dari senjata yang selama bertahun-tahun digunakan dalam perang.<>

“Kami telah menyaksikan kanker jenis baru yang tak tercatat di Irak sebelum perang 2003, jenis kanker ‘berserat’ (jaringan lunak) dan kanker tulang. Ini secara jelas disebabkan radiasi,” kata Jawad Al-Ali, ahli medis seperti dikutip Reuters (3/12).

Jawad Ali menangani tumor di kota besar kedua di Irak, Basra di kota Falluja di Irak barat, tempat dua pertempuran paling sengit antara pasukan AS dan gerilyawan setelah serbuan AS 2003.

Dikatakannya, kenaikan jumlah bayi yang meninggal saat dilahirkan, cacat, dan lumpuh membuat terkejut para dokter.

Penggunaan uranium pada senjata koalisi dan AS dalam perang 1991 untuk membebaskan Kuwait dan serbuan ke Irak 2003 didokumentasikan dengan baik.

“Dapat dipastikan adanya keterkaitan antara logam radioaktif tersebut dan gangguan kesehatan di kalangan rakyat Irak,” kata beberapa pejabat.

Di Basra, yang dirundung bertahun-tahun perang, penduduknya selama bertahun-tahun telah hidup di antara gundukan potongan logam yang meliputi puing perang, karat berwarna coklat yang terkelupas dan tertiup angin serta dibawa ke rumah, makanan, serta paru-paru penduduk.

“Keterangan yang kami peroleh menunjukkan terdapat lebih dari 200 kilometer persegi lahan di sebelah selatan Basra yang berisi puing perang. Sebagian puing tersebut tercemar sisa-sisa uranium,” kata Bushra Ali.

Jumlah anak-anak yang meninggal akibat kanker di Basra telah melonjak 65 persen pada 1997 dan 60 persen pada 2005, dibandingkan dengan jumlahnya pada 1989. (nur)


Terkait