Warta

Ahlussunnah Dicerca, Ulama Sumbar Harus Bersatu

Selasa, 8 April 2008 | 03:01 WIB

Padang, NU Online
Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah di Propinsi Sumatera Barat (Sumbar) harus menyatukan visi dan gerakan dakwahnya, dalam menghadapi bantahan dan cercaan kelompok lain yang tidak senang melihat apa yang dilakukan kaum Ahlussunnah.

“Bila ulama Ahlussunnah lengah dan masih sendiri-sendiri dalam mensyiarkan agama, maka makin banyak generasi dan tempat ibadah (surau dan masjid) yang meninggalkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah di ranah Minang,” ungkap Buya Syaikh H Ibnu Abbas SH kepada Kontributor NU Online Bagindo Armaidi Tanjung di Padang, Selasa (8/4).<>

Ibnu Abbas menilai perlunya dibentuk forum silaturrahim ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Sumatera Barat. Dalam forum tersebut, diharapkan dapat menyamakan visi dan gerak langkah dalam membangun umat.

Dikatakan Ibnu Abbas, langkah awal yang sudah dilakukan yakni menggelar Forum Silaturrahmi Ulama Ahlussunnah wal Jamaah se-Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (31/3) lalu di Surau Nurul Yaqien Buya Lubuk Talawi, Baruang-Baruang Balantai, Kabupaten Pessel.

Dalam pertemuan itu, selain dihadiri ulama dari Kabupaten Pesisir Selatan, juga hadir utusan dari kabupaten/kota lain di Sumbar. Tampil sebagai pembicara H Muhyidin Arubusman (mantan Sekjen PBNU Jakarta) dan KH M Nanang Abdullah dari MWC Nahdlatul Ulama Lunangsilaut Kabupaten Pesisir Selatan. Ulama yang hadir sebagian besar murid-murid dari Buya Syekh Abdul Munaf Bakrin yang bermakam di Komplek Surau Lubuak dan murid Buya Syaikh H Ibnu Abbas sendiri.

Mereka terlihat antusias dengan hadirnya Forum Silaturrahmi Ulama Ahlussunnah wal Jamaah ini. Setidaknya, hadir 300 orang ulama yang langsung berhadapan dengan jamaah di surau dan masjid di berbagai kampung dan nagari di Sumbar.

“Para ulama tersebut menyambut baik kehadiran forum ini. Mereka  berharap pertemuan melalui forum ini terus dilanjutkan untuk menyamakan visi dan perjuangan kepada umat menangkal bantahan dari luar terhadap Ahlussunnah Waljamaah. Baik melalui kelompok yang mengatasnamakan agama maupun politik,”  kata Buya Ibnu Abbas menambahkan.

Saat ini makin banyak praktek ibadah umat Islam Ahlussunnah yang dicerca. Sehingga pelan-pelan mulai dihilangkan. Padahal praktek yang sudah dilakukan tersebut merupakan bagian dari syiar agama Islam di tengah-tengah umatnya.

“Apalagi, gerakan yang dilakukan oleh kelompok yang anti Ahlussunnah secara sistematis dan dibungkus dengan nilai-nilai yang seolah-olah lebih Islami. Namun, isinya masih perlu diperdebatkan,” kata Ibnu Abbas menambahkan. (arm)


Terkait