9 Pesantren di Brebes Didik Santri dengan Berbagai Usaha Pertanian
Jumat, 31 Oktober 2008 | 19:09 WIB
Sebanyak 9 (sembilan) pondok pesantren di Kab. Brebes, Jawa Tengah, mendidik para santri dengan berbagai usaha ekonomi produktif di bidang pertanian. Antara lain pengembangan agribisnis, bawang merah, padi cabe dan beberapa produk unggulan lainnya.
Langkah ini didukung sepenuhnya oleh Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) pada Dinas Pertanian setempat.<>
Kiprah pesantren sebagai lembaga non formal perlu ditingkatkan. Hal ini untuk memberikan jawaban tantangan jaman yang semakin tidak ringan. Di bidang pengelolaan pertanian misalnya, pesantren sangat berpotensi untuk menjadi pengembang utama.
“Untuk melangsungkan kreativitas jiwa kewirausahaanya, kami gulirkan bantuan program LM3 ini. Kami mengglontor dana hibah 1,36 Milyar untuk pengelolaan program LM3 kepada 9 pesantren,” tutur Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Konservasi Tanah Ir Daryono melalui Kasi Kewaspadaan Pangan Ir M. Furqon di kantornya, Jumat (31/10).
Dari kesembilan pesantren tersebut dua diantaranya yakni Al Mansuriyah (Bantarkawung) dan Pesantren Faidlul Hikmah (Cilibur Paguyangan) menjalankan bidang garapan pembangunan Rice Mill masing-masing senilai 119 juta.
Sementara Pesantren Annidzom Nurul Huda (Brebes) mengembangkan budidaya tanaman hias anggrek dan bawang merah, Pesantren Khoiro Ummah (Salem) budidaya cabe hibrida, Pesantren Nurulhuda (Songgom) budidaya tanaman holtikultura, Pesantren Salafi Al Falah (Songgom) Budi daya bawang merah dan cabe, Pesantren Yanabi Ul Hikmah (Losari) Budidaya bawang merah dan Cabe, dan Pesantren Ta'allamul Huda (Salem) dan Pesantren Murottalul Quran (Bantarkawung) mengembangkan Budidaya Padi.
”Ketujuh pesantren tersebut, masing-masing mendapatkan alokasi 100 juta,” tutur Furqon.
Dana hibah yang sumbernya dari Dirjen Holtikultura Departemen Pertanian tersebut, menurut Furqon dijamin tidak akan bocor atau tersendat karena tidak melewati 'pipa' birokrasi. Tapi langsung ke rekening pesantren yang bersangkutan. “Dijamin tidak ada 'kebocoran' soal dana hibah tersebut,” tandasnya.
Untuk bisa memberdayakan dana tersebut, pihak dinas Pertanian Kabupaten Brebes dalam jangka setahun melakukan pendampingan selama setahun. “Kalau sudah mapan dan santri sudah mampu mandiri, kami lepas,” ungkap Furqon.
Pada 24-25 Oktober lalu, para pengasuh pesantren penerima bantuan juga telah mendapatkan pembinaan dari Dirjen Holtikultura di Cisarua Bogor beserta pengasuh pesantren se-Indonesia.
Pengasuh Pesantren Annidzom Nurul Huda H Imron Hisyam dari Gamprit Brebes, mengaku senang sekaligus merasa bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi pesantren di bidang pertanian.
“Dana tersebut akan kami kelola untuk pengembangan tanaman hias anggrek dan bawang merah. Mudah-mudahan bisa sukses,” tuturnya kepada NU Online seraya mohon doa restu agar program tersebut sukses dan mendapat ridlo Allah SWT. (was)