Warta

11.850 Orang Ditargetkan Dapatkan Layanan Kesehatan dari PBNU

Selasa, 5 Mei 2009 | 06:12 WIB

Jakarta, NU Online
Sebanyak 11.850 orang korban bencana banjir di sepanjang Bengawan Solo di Tuban, Bojonegoro dan Lamongan mendapatkan penyuluhan pentingnya menjaga kesehatan dan peningkatan gizi bagi bayi dan anak.

Program ini diselenggarakan oleh Community Based Disaster Risk Management (CBDRM-NU), lembaga dibawah PBNU yang menangani bencana, bekerjasama dengan United Nation Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN- OCHA) untuk membantu memulihkan kembali kondisi normal kehidupan dasar korban banjir Bengawan Solo  melalui perbaikan kesehatan masyarakat dan lingkungan.<>

Program Manager CBDRM-NU Avianto Muhtadi kepada NU Online, Selasa (5/5) menjelaskan, program ini dijalankan pada bulan April-Mei 2009. Sebenarnya, persiapan mantap sudah dilakukan sebelum pemilu, namun untuk menghindari persepsi yang tidak diinginkan, seperti dugaan “bantuan politik”, maka program ini diselenggarakan seusai pemilu.

“Kita berusaha membangun kembali kondisi normal kehidupan dasar korban banjir Bengawan Solo melalui perbaikan kesehatan masyarakat dan lingkungan serta psikososial mental spiritual akibat banjir,” katanya.

Target penerima manfaat program ini adalah masyarakat korban banjir yang merupakan masyarakat miskin di 24 desa di 3 tiga Kabupaten yang Kecamatannya paling parah terkena banjir. Kegiatan di masing-masing kabupaten difokuskan di satu kecamatan yang meliputi kecamatan Widang Kabupaten Tuban, kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, dan kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. 

Dijelaskannya, sebenarnya, pemerintah telah melakukan respon tanggap darurat bagi korban banjir dengan memfasilitasi lokasi pengungsian, memberikan makan dan pelayanan kesehatan. Namun hal ini tidak bisa sepenuhnya menjangkau dan mencakup seluruh korban banjir karena kendala terbatasnya sumber daya, dana dan fasilitas bantuan

Untuk anak dibawah umur 12 tahun dan balita, mereka akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan asupan nutrisi dengan gizi yang baik dan sehat seperti; susu, makanan bayi dan makanan tambahan  seperti bubur kacang hijau, kecuali balita yang masih mendapatkan ASI. Ditargetkan sebanyak 2400 bayi dan balita mendapatkan layanan program ini dengan rata-rata 100 bayi dan balita per desa.

Pelayanan kesehatan akan melayani kesehatan anak dan balita di satu desa per-kabupaten setiap hari dengan pasien per harinya 100 anak dan bayi (atau 2.400 bayi dan anak di 24 desa di 3 kabupaten).  Kegiatan ini dilakukan selama 2 kali pelayanan dalam 1 bulan atau 1 kali seminggu di setiap 1 desa.

Masyarakat korban banjir juga akan difasilitasi untuk membersihkan dan menjaga kesehatan lingkungan desa tempat tinggalnya yang terkena banjir dengan diberikan peralatan bersih lingkungan, fogging dan disinfektan. Sebanyak 7.200 KK dari 72 dusun dari 24 desa di 3 kabupaten akan difasilitasi dalam kegiatan fogging.

“Untuk mengurangi stress akibat banjir, masyarakat akan diajak dalam pemulihan mental dengan pendekatan budaya dan keagamaan lokal serta pengetahuan mengenai pengurangan resiko bencana,” imbuhnya.

Selain membantu warga, kegiatan ini bermanfaat dalam pengembangan kapasitas di lingkungan NU karena melibatkan jajaran NU, dari tingkat pusat sampai di daerah, atau setingkat Majelis Wakil Cabang (MWC) dan Ranting NU dan melibatkan kemitraan dengan sejumlah lembaga yang terkait dengan penanganan bencana seperti  Satlak kabupaten, PMI, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia, Posyandu/Puskesmas tingkat Desa, Ibu-ibu PKK dan tokoh masyarakat

“Program  ini memperkuat capacity building NU di semua level dan tingkatan dalam hal penanggulangan dampak banjir khususnya di daerah sepanjang banjir bengawan Solo di daerah Propinsi Jawa Timur,” tandasnya. (mkf)


Terkait