Di atas itu kualitas terendah puasa ada juga orang yang berpuasa dengan penuh kehati-hatian. Perut dan kelaminnya berpuasa. Tetapi mereka juga mengajak puasa panca indranya dari perbuatan maksiat seperti menyakiti orang lain dan larangan lainnya.
Demikian keterangan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Maraqil Ubudiyah halaman 59 yang mengomentari karya Imam Al-Ghazali Bidayatul Hidayah.
Artinya, “Hai muslim, kalau kau berpuasa jangan mengira puasa hanya menahan perut dan kelamin dari kehendak syahwatnya, yakni tidak makan, minum, dan jimak semata.
Rasulullah SAW bersabda, ‘Betapa banyak orang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apapun dari puasanya selain lapar dan haus.’ Hal ini terjadi karena mereka tidak menahan anggota tubuhnya dari hal-hal yang makruh. Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan mengamalkan kedustaan, maka Allah SWT tidak memerlukan pengorbanan puasanya.’
Karenanya kesempurnaan puasa itu dapat terwujud dengan menahan segala anggota tubuh seperti pendengaran, penglihatan, ucapan, perbuatan tangan dan kaki, dan anggota tubuh lainnya dari segala dosa yang dibenci Allah SWT.
Inilah karakter puasa orang-orang saleh yang dikenal dengan sebutan ‘puasa khusus’. Bagi mereka, kesempurnaan puasa dapat diraih dengan menahan lima anggota tubuh tersebut dari dosa yang dimakruh.”
Bahkan orang-orang saleh ini mengisi waktu-waktu puasanya dengan aktivitas positif. Wallahu a’lam. (Alhafiz K)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND