Oleh Khairul Umam
;ketika pertanyaanmu dibalas tanya
Ketika penguasa tak dapat menjawab persoalan
Kesejahteraan yang macet
Keadilan yang njlimet
Dan kemanusiaan yang ruwet
Maka tuhan menciptakan penyair di dunia
Seketika, hujan kata-kata sinis membasahi jidat para penguasa
Dibuatnya banjir gedung pemerintahan dengan kalimat-kalimat desakan
Konsep puisi sama halnya dengan demokrasi, katanya
Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
Bahkan lebih luas, imbuhnya
Dari semesta, oleh semesta, dan untuk semesta
Atau jangan-jangan konsep puisi tak terbatas, sang penyair kebingungan
Hei penyair, apakah puisimu bisa memberi makan kami?
Kata seorang pengemis
Hei penyair, apakah puisimu bisa mengembalikan rumah kami yang digusur?
Kata seorang transmigran
Hei penyair, apakah puisimu bisa mengairi sawah-sawah kami yang kekeringan?
Kata seorang petani
Hei penyair... Hei penyair... Hei penyair...
Tiba-tiba penyair dibuat pusing dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia jawab itu
Begini saja,
Saya mau istikhoroh dulu
Ooo dasar penyair
Kerjaannya selalu nyepi
Kalu gak nyepi ya ngopi
Yogyakarta, 2017
Penulis dikenal juga Bani Kamhar yang sering disebut sebagai penyair salon oleh teman-temannya, warga di Paguyuban Alumni Nurul Jadid Yogyakarta (PANJY) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Pondok Syahadat Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.