Pesantren

Santri Nurul Jadid Datang dari Berbagai Penjuru Indonesia

Rabu, 29 Mei 2013 | 04:01 WIB

Probolinggo, NU Online
Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi salah satu pesantren di Kabupaten Probolinggo yang santrinya datang dari seluruh penjuru Indonesia. Bahkan beberapa datang dari negeri jiran. Didirikan oleh KH Zaini Abdul Mun’im, kini Pesantren Nurul Jadid telah memiliki ribuan santri dengan lembaga pendidikan lengkap.<>

Untuk mengunjungi Pesantren Nurul Jadid ini tidaklah sulit. Pesantren yang kini diasuh oleh KH. Mohammad Zuhri Zaini ini tidak terlalu jauh dari jalan raya jurusan Probolinggo-Situbondo. Jika naik bus atau mobil penumpang umum (MPU) turun di perempatan Tanjung. Kemudian naik becak ke arah utara yang berjarak sekitar 2 kilometer. Kalau naik kendaraan pribadi, sesampainya di perempatan Tanjung, langsung belok kiri menyusuri jalan beraspal yang lebarnya empat meter.

Pesantren Nurul Jadid yang terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo ini didirikan pada tahun 1948 silam. Awalnya, pesantren yang sekarang telah memiliki perguruan tinggi ini berdiri di sebuah hutan kecil tidak terawat.

Pesantren Nurul Jadid berkembang pesat saat KH. A. Wahid Zaini pengasuh ketiga pesantren tersebut. Selain memperdalam ilmu agama seperti pembelajaran kitab klasik, Kiai Wahid juga mengembangkan pembelajaran ilmu teknologi dan mengembangkan pendidikan formal mulai TK Nurul Mun’im tahun 1989 hingga pendidikan tinggi.

Tahun 1992, di Pesantren Nurul Jadid juga merintis Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK). Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan anak didik memahami kitab klasik dan juga mampu berbahasa asing (Arab dan Inggris).

Begitu juga di jenjang pendidikan tinggi, PTID tahun 1986 berubah menjadi Institut Agama Islam Nurul Jadid (IAINJ). IAINJ memiliki Fakultas Dakwah, Tarbiyah dan Syari’ah dengan dua jurusan pada masing-masing fakultas. Di bidang teknologi komputer, dilakukan berbagai pengembangan Informasi Teknologi (IT), tahun 1999 didirikan Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Nurul Jadid.

Upaya mendorong memajukan kemandirian masyarakat sekitar pesantren juga digalakkan. Melalui BPPM (Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat), Pesantren Nurul Jadid antara lain mendirikan USP (Unit Simpan Pinjam) yang dirintis tahun 2000. Tujuannya, membantu petani tembakau dan juga memberikan pendampingan pada mereka. Ide ini muncul karena petani tembakau di sekitar Kecamatan Paiton tidak memiliki posisi daya tawar di hadapan tengkulak.

Pengasuh Pesantren kemudian dilanjutkan oleh KH. Moh. Zuhri Zaini, yang melakukan pembenahan dalam struktur pesantren. Seperti dibentuknya Dewan Pengasuh, Koordinatorat sebagai lembaga yang membantu pengasuh, restrukturisasi BPPM, pembentukan bagian khusus yang menangani pembinaan Al-Qur’an.

Untuk peningkatan kinerja organisasi pesantren, dilakukan beberapa langkah yang mengarah kepada pembenahan infrastruktur manajemen pesantren. Seperti pengadaan Local Area Network (LAN), sentralisasi data, pembuatan website dan pembakuan lembar pesantren.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar 


Terkait