Pesantren

Radio Pesantren Tak Mesti Siarkan Pengajian Melulu

Selasa, 19 Agustus 2014 | 05:02 WIB

Cirebon, NU Online
Sebagian pesantren di Indonesia telah dilengkapi dengan teknologi komunikasi perangkat siar radio. Fungsinya adalah agar gerakan dakwah yang dilakukan mampu mencapai titik terluar  pesantren dan masyarakat di sekitarnya.
<>
Ketua Radio Komunitas (Rakom) Buntet Pesantren (Best FM) Ahmad Rovahan menilai  radio pesantren merupakan media yang cukup strategis. Ia berpendapat, meski dari pesantren, siaran radio tidak mesti harus memutar pengajian dan ceramah keagamaan.

“Pemutaran pengajian berupa ceramah dan pembacaan Al-Quran tentu baik, tapi hal ini jangan sampai dianggap sebagai cara tunggal untuk menyiarkan prinsip kepesantrenan secara lebih mengena kepada masyarakat luar,” katanya saat dihubungi NU Online melalui telepon.

Menurut Rovahan, banyak cara dilakukan untuk mengenalkan pesantren tidak dengan cara yang monoton. Di antaranya adalah membongkar kesan ketertutupan pesantren melalui pembacaan selera pendengar.

“Kita tidak perlu antipati dengan karya seni yang lebih umum. Contoh pemutaran musik yang sedang marak di tengah masyarakat. Yang terpenting adalah sebisa mungkin para penggiat radio di dalamnya mampu mengemasnya seusai dengan prinsip-prinsip kepesantrenan,” katanya.

Selain membuka diri dengan kegemaran masyarakat dengan tujuan membentengi mereka dengan prinsip-prinsip kepesantrenan, lanjut Rovahan, radio pesantren juga sebenarnya memiliki peluang untuk menggawangi pesan-pesan yang dibutuhkan bagi masyarakat. Misalnya, pembuatan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertema kebhinekaan, anti korupsi, kenakalan remaja dan lain-lain.

“Syaratnya hanya satu, prinsip kepesantrenan dan syiar Islam tersebut tidak dikemas dengan cara yang kaku. Bahkan, boleh juga diimbuhi nuansa guyon sesuai dengan adat pesantren dan masyarakat nahdliyin,” pungkasnya.

Best FM meraih penghargaan membanggakan dengan mengalahkan ratusan radio lainnya. Radio tersebut juara 1 lomba pembuatan feature audio bertema “Anti Korupsi” yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI). Hadiah dianugerahkan di Museum Fatahilla, Kota Tua, Jakarta, Ahad (17/8).

Sebagai juara 2 diraih Taraktak FM Sumatera Barat, Wijaya FM Yogyakarta dan K-FM Magelang. Pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa peralatan siar radio yang diserahkan langsung oleh para Pimpinan KPK diantaranya Ketua KPK Abraham Samad, Bambang Widjayanto, Adnan Pandu Praja, dan Juru Bicara KPK Johan Budi. (Sobih Adnan/Abdullah Alawi)


Terkait