Pesantren

Kedepankan Ilmu Agama, Tidak Tinggalkan Ilmu Umum

Sabtu, 13 Juli 2013 | 03:33 WIB

Probolinggo, NU Online
Pesantren Raudlatut Tholibin didirikan untuk mengusir penjajah dan merupakan salah satu pesantren tertua dan di Kota Probolinggo. Pesantren yang terletak di Kecamatan Kademangan ini kini diasuh oleh KH Abdul Mujib Abdullah.<>

Saat ini pesantren ini mempunyai sekitar 700 santri yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Selain itu juga ada sekitar 400 murid yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan yang dimiliki pesantren tersebut.

Kiai Mujib, panggilan akrab KH Abdul Mujib Abdullah kepada NU Online, Kamis (11/7) mengatakan ia lebih menekankan ilmu agama dari pada umum. Dan setiap harinya santri ditekankan untuk belajar kitab kuning.

“Saya lebih memprioritaskan ilmu agama. Pelajaran umum hanya sambilan saja. Tetapi anak-anak nyatanya bisa mendalami keduanya. Meskipun tetap mengedepankan ilmu agama, pesantren tetap tidak meninggalkan ilmu umum,” ungkapnya.

Keseharian santri yang berada di pesantren tersebut hampir sama dengan sekolah lainnya seperti mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun, usai mengikuti kegiatan belajar formal, santri wajib mempelajari isi kitab kuning.

Di luar kegiatan belajar, santri juga diajari pelajaran tambahan seperti kecakapan berorganisasi dan kerja bakti. Dalam setiap acara pesantren, santri selalu diwajibkan untuk terlibat langsung. Hal ini dilakukan untuk mengajari santri bagaimana caranya berorganisasi.

Tidak sulit untuk menuju ke pesantren ini, dari perempatan Laweyan yang mempertemukan Jalan Raya Bromo dengan Jalan Prof. Hamka pengunjung harus ke arah timur sekitar tiga kilometer. Selanjutnya masuk jalan kecil menuju ke utara dan langsung ke lingkungan Pesantren Raudlatut Tholibin.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar


Terkait