Jakarta, NU Online
Pada Ramadhan tahun ini, Majalah Surah menggelar pelatihan menulis di sejumlah pesantren di Jakarta, Depok, Bogor, dan Bekasi. Karena merupakan majalah sastra, Surah dengan program “Ngabuburit Bareng Surah” belajar bareng bersama santri-santri bidang prosa (novel dan cerpen) dan puisi.
<>
Pemimpin Umum Majalah Surah Abi Setyo Nugroho mengatakan, pelatihan ini merupakan ikhtiar "menemukan" dan mengasah para penulis di pondok-pondok pesantren. Dikatakan menemukan, menurut dia, karena sangat mungkin di pesantren ada bakat-bakat penulis.
“Kepada yang sudah berbakat, Majalah Surah berharap untuk berbagi dalam masalah teknis penulis, menyemangati mereka mereka supaya tetap berkarya. Kemudian bagaimana cara mengirim karya ke media-media nasional. Serta berjejaring dengan penulis-penulis lain,” katanya kepada NU Online, di Jakarta, Jumat (3/7).
Tentang itu, Abi menekankan, Majalah Surah misalnya yang memasuki edisi 6, beberapa kali menemukan penulis pesantren yang berbakat. Kalau terus diasah teknik dan kepekaannya, disuplai buku-buku yang bagus, disilaturahimkan dengan penulis lain, mereka akan menjadi penulis handal.
Lagi-lagi tentang bakat, ia menyebutkan pernah membaca satu cerpen yang dipublikasi di situs NU Online karya santriwati dari Magelang. Dalam usia SMA, ia menulis dengan baik dan panjang. “Tidak mustahil bakat itu terpendam di pesantren-pesantren di berbagai pelosok. Cuma sayangnya, kemampuan Surah masih di sekitar Jabodetabek,” kata pria berkacamata ini.
Meski demikian, ia menambahkan, menulis itu bukan melulu persoalan bakat, tapi juga keahlian. Karenanya, menulis bisa dengan cara terus berlatih. Maka Surah berbagi teknik-teknik menulis. Mulai dari cara bagaimana penokohan, alur, dan lain sebagainya. Serta proses kreatif dari berbagai penulis yang sudah lebih dahulu berkarya. Tak hanya itu, mereka juga diajak menonton film.
Teknik-teknik menulis disampaikan para Redaktur Majalah Surah. Untuk novel disampaikan editor di penerbitan Mocca, Dedik Priyanto. Untuk cerpen disampaikan A Zakky Zulhazmi, cerpenis yang karyanya dimuat di beberapa harian nasional dan daerah. Kumpulan cerpennya yang ditulis bersama sahabatnya terbit awal tahun ini, Gula Kawung, Pohon Avokad dan Cerita Lainnya. Sementara puisi disampaikan M Irfan Kurniawan yang karya-karyanya dimuat di media nasional.
Kemudian, Abi menambahkan, setelah mendapatkan materi itu, para peserta diberikan motivasi khusus oleh para Dewan Redaksi Majalah Surah. Di Pesantren Qotrun Nada, Depok, misalnya, Surah mempertemukan santri dengan kritikus sastra yang dosen sastra Universitas Indonesia, Maman S Mahayana.
Sementara di Pesantren Assalam, Bogor, Surah mengajak Dewan Redaksi lain yang juga penulis Al-Hikam untuk Semua, Muhaji Fikriono. Di Pesantren Tapak Sunan, Jakarta Timur, Surah menghadirkan Abdullah Wong yang penulis novel Mata Penakluk, sebuah buku yang mengisahkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selain tiga pesantren tersebut, Surah akan melakukan hal yang sama di Pesantren Al-Asiyah Cibinong Bogor dan Pondok Pesantren An-Nur, Bekasi Utara. “Di tiap pesantren, Surah juga membagikan buku-buku yang menarik untuk peserta yang aktif dan untuk koleksi perpustakaan,” tambah Abi.
“Ngabuburit bareng Surah” yang dikemas dengan santai, diselingi suguhan musik dari awak Majalah Surah tersebut, merupakan kerja sama dengan Penerbit Zaman, Lakpesdam NU, dan Penerbit Banana, serta NU Online. (Abdullah Alawi)