Gali Minat Santri, Asrama Queen Al-Azhar Adakan Diklat Jurnalistik
Jumat, 26 September 2014 | 20:02 WIB
Jombang, NU Online
Untuk kali pertama, Asrama Queen Al-Azhar yang berada di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur menyelenggarakan pendidikan dan latihan (diklat) jurnalistik (26/9). Kegiatan itu sebagai upaya menyalurkan bakat sejumlah santri yang gemar menulis. Lewat diklat ini pula <>diharapkan akan banyak potensi di asrama yang bisa dipublikasikan lewat sejumlah media.
Penegasan ini disampaikan, H Zahrul Azhar Asumta terkait pelaksanaan diklat jurnalistik di asrama yang diasuhnya. Dalam pandangan Gus Hans, sapaan akrabnya, sebenarnya banyak potensi dari para santri yang layak diketahui khalayak. Demikian juga berbagai keunggulan pesantren dan asrama yang juga tidak banyak diketahui masyarakat.
Salah seorang pimpinan di kampus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Peterongan Jombang ini juga menandaskan bahwa banyak prestasi akademik maupun kegiatan pesantren yang dapat disampaikan. "Tidak sedikit prestasi itu berskala nasional bahkan internasional," tandasnya. Akan tetapi lantaran tidak banyak media yang mewartakan, sehingga ada kesan bahwa pesantren tidak memiliki prestasi yang membanggakan.
"Harapan kami, dari pelatihan ini para santri yang semuanya adalah perempuan, akan semakin giat membaca serta menulis," tandas alumnus pasca sarjana UPN Yogyakarta ini. Dan untuk jangka panjang, website yang dimiliki asrama akan dapat diisi dengan karya santri secara kontinue. Demikian juga dalam waktu dekat akan dibuat majalah dinding yang akan menampung sejumlah kreasi para santri.
Apalagi tidak lama lagi, sejumlah santri asrama ini akan melakukan kunjungan ke Malaysia yang tentu saja akan banyak kisah dan hasil perjalanan yang menarik untuk dipublikasikan. "Selama ini kegiatan di pesantren nyaris sepi dari pemberitaan," akunya. Hal itu bisa disebabkan karena budaya menulis kegiatan para santri sangat minim. Kedepan, hal ini tidak boleh terjadi, lanjutnya.
Kegiatan diklat ini diikuti oleh sekitar tiga puluh peserta dan dilaksanakan setiap hari Jum'at siang. "Dipilihnya hari Jum'at lantaran kegiatan di asrama maupun sekolah sedang kosong," tandas Gus Hans. Karena itu, sejumlah santri yang memang tidak memiliki kesibukan, dapat bergabung pada kegiatan ini.
Di ujung pelatihan, para peserta menyampaikan sejumlah harapan dari diklat ini. Salsabila Khoirunnisa misalnya berharap dapat segera membuat berita yang layak dibaca masyarakat. "Saya berharap dari pelatihan ini saya juga memiliki kemampuan dalam mengelola website asrama," katanya.
Eva Silvia, salah seorang peserta juga sangat penasaran dengan pengelolaan media, khususnya dalam menerbitkan majalah. Sejumlah persoalan yang berkaitan dengan jurnalistik ingin ia dalami. Dari mulai mencari dan menulis berita, mengelola media hingga pendistribusian hasil kerja jurnalistik.
Kegiatan ini akan terus dilakukan hingga para santri memiliki kemandirian dalam menangai media baik cetak internal maupun website bagi asrama mereka. (Syaifullah/Abdullah Alawi)