Pesantren

Di Al-Falah, Santri Hafalkan Al-Qur’an Selama Ramadhan

Ahad, 28 Mei 2017 | 15:02 WIB

Brebes, NU Online 
Pengasuh Pondok Pesanteren Modern Al-Falah Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Brebes KH Nasrudin berpendapat bahwa Ramadhan adalaj bulan Al-Qur’an atau syahrul Qur’an. Untuk itu, selama Ramadhan seyogyannya umat Muslim memanfaatkan waktunya untuk, mempelajari, tadarus, mengkaji, menghafal yang pada akhirnya mampu mempraktikkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. 

“Ramadhan itu, bulan Qur’an,” kata KH Nasrudin dalam perbincangan dengan NU Online di rumahnya kawasan Pondok Pesantren Modern Al-Falah Jatirokeh, Songgom, Brebes, Sabtu (27/5).

Di dalam bulan Ramadhan pula, lanjutnya, kali pertama Al-Qur’an diturunkan yakni pada 17 Ramadhan yang lebih dikenal dengan nama Nuzulul Qur’an. 

Bulan Ramadhan mendapat sebutan syahrul Qur’an karena pada bulan ini Allah SWT menurunkan Al-Qur’an, sebagaimana yang telah dituturkan dalam surat Al-Baqarah ayat 185. 

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk serta pembeda (antara kebenaran dan kebathilan) (QS.Al-Baqarah:185).

Jadi, ada penekanan yang harus dilakukan oleh kaum Muslim untuk tenggelam dalam ayat-ayat Al-Qur’an selama Ramadhan demi keselamatan hidup di dunia maupun akherat.  

Kaum Arab tempo dulu, pada akhirnya bisa berubah beradab, berakhlakul karimah karena telah mengaplikasikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari hari. “Sentuhan Al-Qur’an mampu mengubah tatanan kehidupan yang semrawut menjadi lebih beradab, lembut, halus, menyenangkan, damai sepanjang masa,” ungkap Kiai Nas-panggilan akrabnya.

Sebagai bentuk kecintaan pada Al-Qur’an, sambungnya, santri Al-Falah selama bulan Ramadhan hanya mengutamakan satu kegiatan khusus yakni menghafal Al-Qur’an. Seberapa pun hasilnya, 850 santri akan diajak untuk menghafal Al-Qur’an secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 santri. “Saya yakin santri bisa menghafAl-Qur’an 40 sampai 50 persen selama Ramadhan,” ungkapnya.

Pesantren Moderan Al-Falah dibangun sejak 1997 dan baru diresmikan 2002 oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla dalam bentuk kawasan pendidikan berbasis pesantren. Dalam perkembangannya, pesantren ini mengalami pasang surut karena masih dalam tahap pembangunan sarana fisik. “Baru enam tahun terakhir ini, Pesantren Modern Al-Falah memantapkan diri dan mendapat tempat dihati masyarakat,” terangnya.

Dengan luas tanah 12 hektar, Pesantren Modern Al-Falah terus mengembangkan sarana dan prasarana dengan pembangunan ruang kelas, asrama, masjid, laboratorium dan lain-lain seluas 6 hektar.

Selama Ramadhan tahun ini, pesantren menerapkan metode tahfidz rubuiyah, tidak ada materi lain semua santri menjadi tahfidz, penghafal Al-Qur’an. Selain itu, ada penambahan materi pendalaman puasa yang disampaikan melalui ceramah umum. 

Nasrudin memaparkan kalau Ponpes Modern Al-Falah makin komplit seperti tersedianya masjid, sarana sekolah, asrama, ruang makan, laboratorium, perpustakaan, sarana olah raga, tempat-tempat istirahat yang luas. 

“Ponpes Modern Al-Falah, akan menjadi ikon lembaga pendidikan yang representatif, modern yang kualitas mutunya sesuai standar Indonesia,” ungkapnya. 

Untuk itu, lanjutnya, pihak pesantren terus melakukan pembangunan sarana prasarana serta pendudukung lainnya. Termasuk para ustadz dan ustadzahnya senyak 30 orang ditambah puluhan senior. 

Tapi yang jelas, untuk manajemn mutunya para santri pada akhirnya memiliki penguasaan bahasa Arab dan Inggris. 

“Sebagai awal, santri baru akan diberi bekal mempelajari kitab nahwu sharaf dengan metode tamyis, yakni panduan bisa membaca kitab kuning dalam waktu 100 jam,” imbuhnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)


Terkait