Opini

Mengungkap Rahasia Program Nuklir Israel

Ahad, 27 April 2008 | 23:00 WIB

Oleh Hendrajit

Kalau dibilang Amerika Serikat (AS) tidak bersikap adil kepada dunia, termasuk kepada negara-negara Muslim di Timur Tengah (Timteng) dan dunia ketiga pada umumnya, nampaknya penilaian semacam itu tidaklah terlalu berlebihan. Baru-baru ini stasiun televisi BBC London mengungkap dukungan rahasia AS kepada Israel pada 1969.

Ini sebuah fakta baru di tengah-tengah kenyataan bahwa AS bersama Inggris, dua negara yang kerap digolongkan sebagai White Anglo Saxon Protestant itu, dengan tanpa belas kasihan sedikit pun, telah melancarkan serangan dan pendudukan militer di Irak dengan dalih bahwa rezim Saddam Husein memiliki senjata pemusnah massal (weapons of mass destruction). Namun, terbukti hingga kini belum berhasil diketemukan.<>

Bukan itu saja. AS juga hingga kini terus mengancam dan mengintimidasi Korea Utara dan Iran karena dalam dugaan negara Paman Sam tersebut, kedua negara itu sedang mengembangkan program persenjataan nuklirnya.

Namun, terkadang, kebenaran bisa muncul dan mengungkapkan diri dengan cara yang tak terduga dan misterius. Televisi BBC Inggris yang meski didanai pemerintah Kerajaan Inggris, namun selalu menyajikan pemberitaan yang independen dan investigatif, baru-baru ini mengungkap adanya Persenjataan Rahasia Israel melalui tayangan film dokumenter.

Dengan kata lain, Israel yang selama ini merupakan sekutu andalan AS dan Inggris, ternyata juga memiliki senjata pemusnah massal, dan hingga kini tetap tersembunyi dari pantauan dan pengetahuan masyarakat Israel dan dunia internasional.

Begitulah laporan investigasi televisi BBC yang juga ditulis dan dikembangkan oleh seorang penulis Ashraf Jamal melalui sebuah situs di internet http//www.ae-shahin.com. Berita yang dilansir BBC ini dengan tak ayal membuat gusar Presiden AS George W. Bush. Karena, kalau betul laporan investigatif BBC tersebut valid, berarti stasiun televisi Inggris yang berskala dunia itu telah mengungkap sebuah informasi yang masih bersifat rahasia hingga sekarang.

Artinya, terungkapnya informasi tersebut, Israel ternyata memiliki sistem persenjataan nuklir yang cukup berbahaya, sehingga Israel layak untuk dimasukkan ke dalam negara-negara yang masuk kategori the axis of evil atau kekuatan setan sebagaimana julukan Presiden Bush beberapa waktu lalu. Baik secara militer maupun ekonomi.

Sudah Berlangsung 40 Tahun

Masih ada lagi satu temuan dalam film dokumenter BBC tersebut. Ternyata program nuklir Israel sudah berlangsung 40 tahun sejak 1962. Waktu itu, Israel bisa-bisanya mengaku bahwa pembuatan reaktor nuklir di Damona sekadar pabrik pembuatan tekstil. Nah, ini yang tak kalah menarik. Melalui investigasi tersebut terungkap ada sekitar 100 orang pekerja pabrik yang terserang penyakit kanker gara-gara bersentuhan dengan bahan-bahan radioaktif yang digunakan di pabrik reaktor nuklir yang diklaim Israel sebagai pabrik pembuatan tekstil tersebut.

Menurut penelusuran BBC, mantan perdana menteri pertama Ben Gurion dan mantan perdana menteri Israel Shimon Peres yang juga dikenal sebagai tokoh sentral partai Buruh Israel, merupakan aktor penting yang melobi AS agar negara Yahudi itu terhindar dari pemeriksaan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Dalam lobinya kepada mendiang presiden John Kennedy, Ben memperingatkan adanya bahaya perlombaan persenjataan di Timteng. Singkatnya, Israel meminta AS agar merestui pembuatan nuklir di Israel.

Meski nampak akhirnya setuju, mengingat peringatan Ben sepertinya masuk akal, namun Kennedy tetap waspada dan menekan agar Israel jangan bertindak terlalu jauh dengan persenjataan nuklirnya. Sayang, pada 1963 Kennedy tewas terbunuh. Bahkan, pada 1969, perdana menteri perempuan Israel pertama Golda Meir berhasil membuat persetujuan dengan presiden Richard Nixon yang dalam perjanjian tersebut ditegaskan: Silakan Isreal meneruskan program nuklirnya, asalkan tetap bersifat rahasia.

Itulah sebabnya berita baru dari BBC tersebut semakin menimbulkan misteri mengenai kebijakan nuklir di Israel.

Kesaksian Orang Israel Sendiri

Uniknya, film dokumenter tersebut dimulai dengan kesaksian dan kisah seorang warga Yahudi asal Maroko bernama Mordechai Vanunu yang mengungkap rahasia kemampuan nuklir Israel. Vanunu bekerja di pabrik reaktor Nuklir Damona. Kemudian terkejut dengan efek mematikan dari senjata pemusnah massal itu. Ini kemudian membuat hati nuraninya tergerak kemudian memutuskan untuk mengambil beberapa gambar reaktor nuklir yang berada di dalam pabrik tersebut.

Inilah bukti konklusif yang dimiliki Vanunu betapa Israel telah memiliki perusahaan pembuatan bom atom. Hal ini pula yang kemudian dia putuskan keluar dari pabrik reaktor nuklir di Damona dan hijrah ke Australia. Ia berpindah agama menjadi Kristen. Di Australia inilah, seorang wartawan Inggris mengetahui bahwa Vanunu memiliki informasi ekslusif berkenaan dengan rahasia persenjataan nuklir Israel. Sehingga, berkat bujukan wartawan itu, diberangkatkanlah Vanunu ke London dan mengungkap semua kisah di balik pabrik reaktor nuklir Damona serta rahasia kemampuan nuklir Israel.

Vanunu memastikan bahwa Israel telah mengembangkan lebih dari 200 bom atom dan sekarang sedang mengembangkan bom nutron. Dengan kapabilitas nuklir seperti itu, Israel bisa dipastikan akan berhasil menghancur-leburkan seluruh kawasan Timteng.

Kesaksian Vanunu itu pada akhirnya telah menggerakkan dinas intelijen Israel untuk menangkapnya. Dan, dengan pancingan intelijen ala Israel, Vanunu berhasil dipancing masuk Itali kemudian diculik dan dibawa pulang ke Israel. Setelah dibawa pengadilan, pemerintah Israel mengganjar dirinya 18 tahun penjara.

Film dokumenter itu, tentunya memperkuat adanya dugaan sebelumnya bahwa Israel memiliki gudang persenjataan nuklir terbesar keenam di dunia. Termasuk senjata nuklir taktis, ranjau nuklir serta rudal berskala menengah yang dapat diluncurkan dari laut, darat dan udara.

Karena itu, informasi berharga dari BBC ini harus dikampanyekan seluas-luasnya betapa AS selama ini menerapkan politik luar negeri yang condong memihak Israel. Kedua, bahwa selama ini AS seringkali menerapkan politik luar negeri yang bersifat rahasia dan mengelabui (deceptive) terhadap negara-negara yang bukan sekutunya. Sebaliknya, terhadap sekutu-sekutunya, seperti Israel, AS seringkali mengadakan perjanjian rahasia dan tertutup, dalam rangka membuat program-program yang berbahaya bagi kehidupan umat manusia.

Ketiga, perlu adanya suatu studi yang bersifat intensif dan mendalam secara berkesinambungan mengenai Israel, baik mengenai kebijakan pemerintahnya maupun peran-peran strategis yang dimainkan elemen-elemen masyarakat lainnya seperti korporasi dan pelaku bisnis, media massa dan kalangan akademis.

Penulis adalah Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)


Terkait