Opini

Lebaran Si Mata Keranjang

Ahad, 17 Juni 2018 | 21:00 WIB

Lebaran Si Mata Keranjang

ilustrasi: nyenderogahgeser.blogspot.com

Oleh Abdullah Alawi

Apa hubungannya antara mata keranjang dengan Lebaran? Muskil memang menghubungkan meski sebenarnya bisa saja. Namun, Lilis Suryani mampu menghubungkannya. Bahkan dalam sebuah nyanyian. Judulnya Mata Keranjang. Pencipta lagu itulah, entah siapa,yang mampu menghubungkannya.  Sayangnya, saya sendiri juga tidak tahu kapan dirilis lagu itu dan atau masuk ke album Lilis yang mana. 

Ketika saya mencarinya di Google dengan kata kunci Mata Keranjang Lilis Suryani pada 16 Juni 2018, mesin pencari itu hanya menyajikan dua halaman. Sayangnya, tak satu pun link menautkan dengan informasi yang dimaksud. Saya sendiri mendapatkan lagu itu dari sebuah situs yang lupa. Lagu itu itu dunduh bersama lagu-lagu lain yang bertema sama dari para penyanyi yang seangkatan dengan Lilis. 

Apa mata keranjang dan apa lebaran? 

Menurut KBBI daring, mata keranjang bukan mata yang terbuat dari keranjang, melainkan sifat selalu merasa berahi apabila melihat lawan jenisnya; sangat suka pada perempuan. 

Informasi lain mengatakan, ungkapan mata keranjang dari tulisan Arab pegon. Masalahnya arab pegon itu ditulis tanpa syakal sehingga mudah disalahpahami. Mata keranjang ditulis huruf mim digandeng dengan alif, dan ta (dibaca: mata). Selanjutnya, kaf digandeng dengan ra, kemudian menyusul jim dan ain yang saling berangkai. Karena huruf "kaf" disatukan dengan "ra", maka membacanya "keranjang". 

Pada masa itu, kata depan "ke" sering digabung penulisannya dengan kata yang mengikutinya, yaitu "ranjang". Jadilah "mata keranjang". Padahal kalau ditulis sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan, hasilnya mata ke ranjang. Mata yang mengajak ke ranjang. Begitu kira-kira. 

Dengan cara tulis seperti itu, akan dipahami pengertian mata keranjang  sebagaimana makna yang disajikan KBBI. Mata yang digandeng dengan keranjang berpengertian wadah, akan susah memahaminya. 

Karena mata keranjang sudah menjadi ungkapan jamak, penulisannya pun tidak berubah tetap disambung. 

Sementara lebaran adalah hari raya Idul Fitri setelah umat Islam melaksanakan puasa selama sebulan penuh. Tentang lebaran berpengertian ini telah banyak yang mengupasnya termasuk asal-usul dan ragam maknanya. Yang susah, tetap saja menautkan mata keranjang dengan lebaran. Bahkan, kalau tidak pernah mendengarkannya, siapa pun tak akan pernah menyangkan bahwa itu lagu tentang lebaran.  Namun, Lilis Suryani, lebih tepatnya sang pencipta lagu, mampu melakukannya. 

Begini lirik lagu Mata Keranjang:  

Lihat si kakek naik sepeda motor
Pakaiannya keren kayak anak kemaren
Si kakek bangga menyambut lebaran
Tetapi genitnya tiada ketinggalan 
Ai, si kakek masih genit aje
Enggak boleh melihat rupa yang mendingan
Memang si kakek matanya keranjang
Hingga tak menghiraukan lalu lintas di jalan
Apes lagi datang motornya keserempet masuk ke selokan 
Enggak jadi lebaran

Kemudian selepas kalimat itu, sang penyanyi mengatakan demikian, Maafin ya kek ya, jamak deh, setahun sekali, minal aidin wal faizin ya, Kek. Kemudian lagu itu kembali ke lirik awal. 

Tidak seperti lagu-lagu lain yang bertema lebaran, lagu ini tidak bercerita tentang amal-amal kemulian bulan puasa dan kemenangan saat Idul Fitri. Sila bandingkan dengan lagu bertema sama besutan Ungu: 

Sudah tiba hari kenenangan
Setelah berpuasa dibulan ramadhan
Mari kita saling bermaafan
Di hari yang indah fitri nan bahagia
Sebulan lamanya kita menahan nafsu
Dan cobaan di bulan ramadhan

Namun, jangan salah, setidaknya ini bagi saya, lagu Lilis ini lebih menukik tujuannya, lebih kontekstual untuk hari ini: saat sudah berumur tua, seharusnya tahu diri. Jangan sampai masih mengidap mata keranjang. Akibatnya terbukti, karena mata keranjang, si kakek tak menghiraukan lalu lintas di jalan. Apes lagi datang, motornya keserempet masuk ke selokan.  

Tentu saja perbandingan ini bukan untuk menyatakan lagu yang satu lebih baik dengan yang lain. Setiap penggubah lagu punya kecenderungan dan seleranya masing. Begitu pendengarnya. 


Penulis adalah warga NU penikmat lagu jenis genre apa pun


Terkait