Nasional

Yenny Wahid: Tahun 2016 Kasus Kekerasan Beragama Meningkat

Selasa, 28 Februari 2017 | 23:01 WIB

Jakarta, NU Online
Sejak 2008, Wahid Foundation sudah rutin memantau kasus-kasus kemerdekaan beragama atau berkeyakinan (KBB). Tahun ini sudah memasuki laporan ke delapan. Di tahun ini, Wahid Foundation menemukan kriminalisasi dan penyesatan sebagai problem utama.

Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid mengatakan, sekalipun adanya peningkatan kasus KBB meningkat sekitar 110% dari tahun sebelumnya. Ada contoh kebaikan yang dilakukan sebagian aktor negara dan masyarakat dalam merawat keragaman.

"Beberapa contoh praktik baik misalnya terjadi di Kota Tual, Maluku. Di sana umat Islam dan Kristen terlibat dalam renovasi Masjid Raya Kota Tual. Pemandangan ini biasa dilakukan, termasuk pada saat membangun tempat ibadah agama lain," kata Yenny dalam peluncuran laporan KBB 2016 di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Selasa (28/2).

Menurutnya, kesenjangan sosial dan ketidakpuasan terhadap sebuah kebijakan menimbulkan konflik terutama dalam konteks Indonesia konflik agama dan sosial. Hal itu ditambah dengan adanya undang-undang yang bernuansa intoleran.

Hal serupa diungkapkan peneliti Wahid Foundation Alamsyah M Dja'far. Dibanding tahun 2015, jumlah pelanggaran tahun 2016 meningkat tujuh persen. Pada 2016, terjadi 204 peristiwa dengan 313 tindakan pelanggaran KBB. Sementara 2015, tercatat 190 peristiwa dengan 249 tindakan pelanggaran.

Alamsyah mengakui tindakan perusakan dan kekerasan atas nama agama semakin berkurang pada tahun ini. "Ini dapat dibaca, terjadi pergeseran dari pola sebelumnya yaitu kekerasan fisik menjadi cara mengambil jalur hukum," jelasnya.

Acara itu dikemas dalam bentuk talkshow dengan narasumber para pemangku kepentingan dari pemerintah, legislatif, organisasi masyarakat dan lembaga negara. Acara itu menghadirkan beberapa pembicara, selain Yenny Wahid juga ada Nuruzzaman (Ketua PP GP. Ansor), Jaleswari Pramodhawardani (Deputi V Kantor Staf Presiden RI).(Suhendra/Alhafiz K)


Terkait